Ruang Lingkup, Pengertian, dan Unsur-unsur Komunikasi
Istilah komunikasi kian hari kian populer. Begitu populemya sampai muncul berbagai macam istilah komunikasi. Ada komunikasi timbal balik, ada komunikasi tatap muka, ada komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, komunikasi dua arah, dan lain sebagainya.
Sebenarnya istilah-istilah seperti ini tidak perlu membingungkan kita. Apa pun istilahnya, bila kita tetap berpijak pada objek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkup-nya, semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing.
Sebenarnya istilah-istilah seperti ini tidak perlu membingungkan kita. Apa pun istilahnya, bila kita tetap berpijak pada objek formal ilmu komunikasi dan memahami ruang lingkup-nya, semua istilah itu dapat diberi pengertian secara jelas dan dapat dibedakan menurut karakteristiknya masing-masing.
Ruang Lingkup Komunikasi
Dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan peristiwa komunikasi di mana-mana. Seorang anak misalnya diminta menyalakan lampu dengan menekan tombol listrik. Hubungan antara tombol dengan balon lampu juga merupakan peristiwa komunikasi.
Setangkai anggrek yang menghirup makanan lewat sebatang pohon, ataukah dua ekor merpati yang hinggap pada setangkai dahan sambil bercengkerama satu sama lainnya, adalah peristiwa komunikasi. Bahkan dalam diri manusia terdapat peristiwa komunikasi, misalnya bagaimana hubungan antara satu sel dengan sel lainnya sehingga manusia bisa bemapas, berdiri tegak, dan sebagainya.
Persoalannya apakah peristiwa komunikasi seperti di atas yang kita maksud dalam studi komunikasi di sini. Jawabannya sama sekali bukan. Komunikasi yang kita maksudkan di sini bukan komunikasi listrik (engineering), bukan komunikasi flora atau anatomi tubuh (cell communication), bukan komunikasi antarhewan (animal communication), melainkan komunikasi insani (human communication) atau biasa disebut komunikasi antarmanusia. Suatu bentuk komunikasi yang dilakukan oleh manusia yang satu dengan manusia lainnya yang menjadi kajian ilmu sosial atau ilmu kemasyarakatan.
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi yang menggambarkan bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain. Bagaimana Tuan Anwar dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat memberi pendapat dan menerima saran orang lain. Bagaimana seorang politikus berkampanye di depan massa sehingga mampu menarik pendukung. Bagaimana seorang bintang film, pengarang, ilmuwan merebut penggemar karena kemampuannya menggunakan media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, dan film. Ataukah bagaimana seorang pengusaha menggunakan saluran-saluran komunikasi seperti poster, billboard, leaflet, iklan untuk merebut pembeli.
Dalam ruang lingkup yang lebih terinci, komunikasi yang menggambarkan bagaimana seseorang menyampaikan sesuatu lewat bahasa atau simbol-simbol tertentu kepada orang lain. Bagaimana Tuan Anwar dalam kedudukannya sebagai anggota masyarakat memberi pendapat dan menerima saran orang lain. Bagaimana seorang politikus berkampanye di depan massa sehingga mampu menarik pendukung. Bagaimana seorang bintang film, pengarang, ilmuwan merebut penggemar karena kemampuannya menggunakan media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, dan film. Ataukah bagaimana seorang pengusaha menggunakan saluran-saluran komunikasi seperti poster, billboard, leaflet, iklan untuk merebut pembeli.
Jelasnya, semua contoh-contoh seperti di atas adalah peristiwa komunikasi antarmanusia. Di mana manusia sebagai pelaku utamanya, baik berlangsung secara tatap muka maupun melalui media. Karena itu disebut komunikasi insani (human communication) atau lebih populer dengan nama komunikasi antarmanusia.
Seorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau mendengar siaran radio dalam kamar akan menim-bulkan pertanyaan, apakah peristiwa seperti ini dapat digo-longkan sebagai komunikasi antarmanusia. Jawabnya tentu saja "ya", sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang dibuat oleh manusia dan ditujukan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa ditemani oleh orang lain.
Tetapi jika Budi setiap pagi bermain dengan anjingnya, ia bercengkerama sehingga terjadi pemahaman antara kedua makhluk yang berbeda itu meski dalam suasana komunikasi yang terbatas, kita dapat mengatakan peristiwa komunikasi yang berlangsung seperti ini bukanlah komunikasi antarmanusia, melainkan komunikasi antara manusia dan hewan. Oleh karena itu, peristiwa komunikasi semacam ini tidak menjadi kajian studi kita di sini, baik untuk kepentingan praktik maupun untuk kepentingan ilmu (science).
Jika demikian, bagaimanakah pengertian komunikasi dalam konteks komunikasi antarmanusia?
Seorang mahasiswa misalnya duduk sendirian membaca buku atau mendengar siaran radio dalam kamar akan menim-bulkan pertanyaan, apakah peristiwa seperti ini dapat digo-longkan sebagai komunikasi antarmanusia. Jawabnya tentu saja "ya", sebab si mahasiswa mengikuti pesan-pesan yang dibuat oleh manusia dan ditujukan kepada manusia lewat buku dan radio, meski tanpa ditemani oleh orang lain.
Tetapi jika Budi setiap pagi bermain dengan anjingnya, ia bercengkerama sehingga terjadi pemahaman antara kedua makhluk yang berbeda itu meski dalam suasana komunikasi yang terbatas, kita dapat mengatakan peristiwa komunikasi yang berlangsung seperti ini bukanlah komunikasi antarmanusia, melainkan komunikasi antara manusia dan hewan. Oleh karena itu, peristiwa komunikasi semacam ini tidak menjadi kajian studi kita di sini, baik untuk kepentingan praktik maupun untuk kepentingan ilmu (science).
Jika demikian, bagaimanakah pengertian komunikasi dalam konteks komunikasi antarmanusia?
Pengertian Komunikasi
Salah satu persoalan dalam memberi pengertian atau definisi tentang komunikasi, yakni banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar menurut bidang ilmunya. Hal ini disebabkan oleh banyaknya disiplin ilmu yang telah memberi masukan terhadap perkembangan ilmu komunikasi, misalnya psikologi, sosiologi, antropologi, ilmu politik, ilmu manajemen, linguistik, matematika, ilmu elektronika, dan sebagainya. Jadi, pengertian komunikasi tidak sesederhana yang kita lihat sebab para pakar memberi definisi menurut pemahaman dan perspektif masing-masing. Ada definisi yang panjang dan ada pula yang pendek, ada yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Demikian pula apa yang ditekankan dalam definisi yang mereka buat kadang berbeda satu sama lain. Misalnya, para pakar filsafat memberi pengertian atau definisi dengan menekankan aspek arti (meaning) dan signifikansi pesan, kalangan psikolog melihat hubungan sebab akibat dari komunikasi dalam hubungannya dengan individu, para pakar sosiologi dan antropologi melihat bagaimana komunikasi digu-nakan dalam konteks masyarakat dan budaya, para pakar ilmu politik melihat komunikasi dalam kaitannya dengan pengaruh yang ditimbulkannya terhadap masalah-masalah pemerintahan, para insinyur elektronika melihat bagaimana metode mengirim pesan-pesan melalui arus listrik.
Lebih jauh pandangan masing-masing pakar dapat dilihat misalnya Carl 1. Hovland dari Universitas Yale mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia. Charles E. Osgood di Universitas Illinois mempelajari studi empirik arti pesan. Paul F. Lazarsfeld dengan teman-te-mannya di Universitas Columbia mempelajari komunikasi antar pribadi (personal) dalam kaitannya dengan komunikasi massa. L. Festinger, Elihu Katz, McGuire mempelajari teori ketidak-cocokan (dissonance theory), teori konsistensi dan faktor-faktor psikologis lainnya yang erat hubungannya dengan komunikasi. Ithiel de Sola Pool, Deutsch, Davidson, dan lain-lainnya mempelajari komunikasi internasional. Newcomb, Asch, Muzafir Sherif, Leavitt, Baveas dan kawan-kawannya mempelajari proses kelompok dalam kaitannya dengan komunikasi. G.A. Miller, Colin Cherry menerapkan teori matematik dari Claude E. Shannon dan Warren Weaver terhadap persoalan-persoalan komunikasi antarmanusia. B. Barelson, 0. Hosti dan lain-lainnya mempelajari analisis isi pesan (content analysis). Miller mempelajari teori sistem, Carter mempelajari studi orientasi. N. Chomsky mempelajari komunikasi dari segi bahasa, dan M.A. May, A.A. Lumsdaine dan lainnya mempelajari proses belajar melalui komunikasi massa (Schramm, 1971).
Begitu banyaknya saijana tertarik mempelajari komunikasi telah melahirkan berbagai macam definisi tentang komunikasi. Menurut catatan yang dibuat oleh Dance dan Larson dalam Miller (2005: 3) bahwa sampai tahun 1976 telah ada 126 definisi komunikasi. Banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda satu sama lain, dapat menimbulkan kebingungan bagi pihak-pihak yang berminat mempelajari komunikasi, jika tidak memahami hakikat komunikasi antarmanusia yang sebenamya.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang attinya membuat kebersamaan atau membangun kebersa-maan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).
Lebih jauh pandangan masing-masing pakar dapat dilihat misalnya Carl 1. Hovland dari Universitas Yale mempelajari komunikasi dalam hubungannya dengan perubahan sikap manusia. Charles E. Osgood di Universitas Illinois mempelajari studi empirik arti pesan. Paul F. Lazarsfeld dengan teman-te-mannya di Universitas Columbia mempelajari komunikasi antar pribadi (personal) dalam kaitannya dengan komunikasi massa. L. Festinger, Elihu Katz, McGuire mempelajari teori ketidak-cocokan (dissonance theory), teori konsistensi dan faktor-faktor psikologis lainnya yang erat hubungannya dengan komunikasi. Ithiel de Sola Pool, Deutsch, Davidson, dan lain-lainnya mempelajari komunikasi internasional. Newcomb, Asch, Muzafir Sherif, Leavitt, Baveas dan kawan-kawannya mempelajari proses kelompok dalam kaitannya dengan komunikasi. G.A. Miller, Colin Cherry menerapkan teori matematik dari Claude E. Shannon dan Warren Weaver terhadap persoalan-persoalan komunikasi antarmanusia. B. Barelson, 0. Hosti dan lain-lainnya mempelajari analisis isi pesan (content analysis). Miller mempelajari teori sistem, Carter mempelajari studi orientasi. N. Chomsky mempelajari komunikasi dari segi bahasa, dan M.A. May, A.A. Lumsdaine dan lainnya mempelajari proses belajar melalui komunikasi massa (Schramm, 1971).
Begitu banyaknya saijana tertarik mempelajari komunikasi telah melahirkan berbagai macam definisi tentang komunikasi. Menurut catatan yang dibuat oleh Dance dan Larson dalam Miller (2005: 3) bahwa sampai tahun 1976 telah ada 126 definisi komunikasi. Banyaknya definisi yang telah dibuat oleh para pakar dengan latar belakang dan perspektif yang berbeda satu sama lain, dapat menimbulkan kebingungan bagi pihak-pihak yang berminat mempelajari komunikasi, jika tidak memahami hakikat komunikasi antarmanusia yang sebenamya.
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang attinya membuat kebersamaan atau membangun kebersa-maan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).
Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan "Siapa yang menyam-paikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya".
Lain halnya dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitamya. Misalnya seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok saijana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa:
"Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan-nya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu." (Book, 1980).
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komuni-kasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa:
"Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka."
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
"Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam."
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.
Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat mem-peroleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komu-nikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Oleh karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
Lain halnya dengan Steven, justru ia mengajukan sebuah definisi yang lebih luas, bahwa komunikasi terjadi kapan saja suatu organisme memberi reaksi terhadap suatu objek atau stimuli. Apakah itu berasal dari seseorang atau lingkungan sekitamya. Misalnya seorang berlindung pada suatu tempat karena diserang badai, atau kedipan mata sebagai reaksi terhadap sinar lampu, juga adalah peristiwa komunikasi.
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok saijana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia (human communication) bahwa:
"Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungan-nya dengan (1) membangun hubungan antarsesama manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu." (Book, 1980).
Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika yang telah banyak memberi perhatian pada studi riset komuni-kasi, khususnya dalam hal penyebaran inovasi membuat definisi bahwa:
"Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka."
Definisi ini kemudian dikembangkan oleh Rogers bersama D. Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang menyatakan bahwa:
"Komunikasi adalah suatu proses di mana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam."
Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), di mana ia menginginkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.
Definisi-definisi yang dikemukakan di atas tentunya belum mewakili semua definisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar, namun sedikit banyaknya kita telah dapat mem-peroleh gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shannon dan Weaver (1949) bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk komu-nikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Oleh karena itu, jika kita berada dalam suatu situasi berkomunikasi, kita memiliki beberapa kesamaan dengan orang lain, seperti kesamaan bahasa atau kesamaan arti dari simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi.
Prinsip Komunikasi
Kesamaan dalam berkomunikasi dapat diibaratkan dua buah lingkaran yang bertindihan satu sama lain. Daerah yang bertin-dihan itu disebut kerangka pengalaman (field of experience), yang menunjukkan adanya persamaan antara A dan B dalam hal tertentu, misalnya bahasa atau simbol.
Dari gambar di atas, kita dapat menarik tiga prinsip dasar komunikasi, yakni:
- Komunikasi hanya bisa terjadi bila terdapat pertukaran pengalaman yang sama antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi (sharing similar experiences).
- Jika daerah tumpang tindih (the field of experience) menyebar menutupi lingkaran A atau B, menuju terbentuknya satu lingkaran yang sama, makin besar kemungkinannya tercipta suatu proses komunikasi yang mengena (efektif).
- Tetapi kalau daerah tumpang tindih ini makin mengecil dan menjauhi sentuhan kedua lingkaran, atau cenderung meng-isolasi lingkaran masing-masing, komunikasi yang teijadi sangat terbatas. Bahkan besar kemungkinannya gagal dalam menciptakan suatu proses komunikasi yang efektif.
- Kedua lingkaran ini tidak akan bisa saling menutup secara penuh (100%) karena dalam konteks komunikasi antar-manusia tidak pemah ada manusia di atas dunia ini yang me-miliki perilaku, karakter, dan sifat-sifat yang persis sama (100%), sekalipun kedua manusia itu dilahirkan secara kembar.