Apakah Ilmu Komunikasi Perlu Dipelajari?
Ada yang berpendapat bahwa makhluk manusia pada dasamya sudah dapat berkomunikasi tanpa mempelajari komunikasi. Bahkan ada yang beranggapan bahwa dia bisa berkomunikasi tanpa belajar ilmu komunikasi. Pandangan seperti ini menempatkan ilmu komunikasi pada posisi yang sangat sempit, sebab ia tidak melihat komunikasi sebagai suatu profesi yang bisa membantu diri seseorang dalam meningkatkan perannya sebagai anggota masyarakat, baik melalui hubungan antarmanusia, maupun dalam meningkatkan keterampilannya (communication skills) dalam bentuk kreativitas yang bisa dijadikan sebagai lapangan kerja.
Beberapa alasan yang mendorong perlunya komunikasi dipelajari adalah sebagai berikut.
- Komunikasi yang baik dengan orang lain akan membantu seseorang mempermudah mendapatkan rezeki, sahabat, dan pelanggan. Kenapa ada orang yang memiliki banyak sahabat dan ada yang tidak, kenapa ada penjual yang laris jualannya dan ada juga yang tidak. Bahkan dengan komunikasi yang baik seorang karyawan akan mudah mendapatkan promosi dari pimpinannya pada jenjang yang lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak bisa berkomunikasi dengan baik.
- Semakin banyak orang yang tidak mengenal etika dalam berkomunikasi. Dalam menyampaikan pendapat atau somasi seenaknya mengucapkan kata-kata yang bisa menyinggung perasaan orang lain sehingga memutuskan silaturahmi atau hubungan kemanusiaan mereka, padahal hubungan antarmanusia perlu dipelihara dalam memperbanyak peluang berusaha dan berkarier.
- Dengan mengetahui konsep, teori, dan dasar-dasar praktik komunikasi yang baik, seseorang bisa menjadi pekerja komunikasi yang terampil dan profesional dalam melaksanakan tugas-tugas yang diembannya.
- Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat memaksa orang harus mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru temtama dalam bidang komputer, animasi gambar, dan internet. Jika tidak, ia akan ketinggalan dan sulit mendapatkan lapangan keija yang sesuai dengan perkembangan. Dalam berbagai riset penempatan tenaga kerja, keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills), bahasa asing, dan penguasaan komputer menempati ranking teratas dalam penilaian seorang pelamar.
Berdasarkan tujuan di atas, maka komunikasi dapat dipandang sebagai seni, ilmu, dan lapangan kerja.
Komunikasi sebagai Seni, Ilmu, dan Lapangan Kerja
Memerhatikan alasan perlunya komunikasi dipelajari oleh seseorang untuk meningkatkan keharmonisan dalam hubungan antarmanusia, telah menempatkan komunikasi sebagai seni yang bisa dipraktikkan, sebagai ilmu yang bisa dipelajari, dan sebagai lapangan kerja yang bisa menjanjikan.
Sebagai seni, komunikasi memiliki:
- Nilai estetika yang diterapkan dalam praktik-praktik komunikasi seperti penulisan berita, roman, novel, penyiaran untuk radio dan televisi, seni grafika, retorika, akting, penulisan skenario, penulisan buku, dan sebagainya.
- Fungsi hiburan (enjoy) yang dapat mengisi waktu luang seseorang, seperti menonton televisi, membaca surat kabar atau majalah, mendengar radio, dan semacamnya.
Sebagai ilmu, komunikasi memiliki objek pengamatan, yakni produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda dan lambang dalam konteks kehidupan manusia. Bersifat ilmiah empiris (scientific) di mana teorinya berlaku umum, serta mampu menjelaskanfenomena sosial yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem tanda (kata, simbol) dan lambang (Charles R. Berger dan Zeehariah Chaffee, 1987).
Jadi, sebagai ilmu, komunikasi menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem anda dan lambing yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan fakta, baik dari hasil pengamatan maupun hasil riset yang disusun secara sistematis menurut kaidah atau metode ilmiah, dan secara normatif hasilnya dapat diterapkan untuk meningkatkan kematangan dan kearifan dalam pribadi seseorang, maupun dalam hubungannya dengan orang lain dalam bermasyarakat.
Ilmu komunikasi sudah banyak digunakan untuk menganalisis peristiwa sosial dalam masyarakat. Misalnya konflik sosial antar-kelompok-kelompok masyarakat, hubungan antaragama, merenggangnya komunikasi antara orang tua dengan anak, opini publik dan pengambilan keputusan, metode penyebarluasan inovasi, teknik-teknik persuasi dalam kampanye, dan sebagainya.
Sebagai lapangan kerja, komunikasi menjadi profesi dalam berbagai lapangan kehidupan yang menjadi sumber mata pen-caharian. Misalnya jumalistik, public relations, penulis, penyiar, dosen, artis, periklanan, riset, penerangan, manajer kampanye, dan sebagainya.
Jadi, sebagai ilmu, komunikasi menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses, dan pengaruh dari sistem anda dan lambing yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Komunikasi merupakan kumpulan pengetahuan berdasarkan fakta, baik dari hasil pengamatan maupun hasil riset yang disusun secara sistematis menurut kaidah atau metode ilmiah, dan secara normatif hasilnya dapat diterapkan untuk meningkatkan kematangan dan kearifan dalam pribadi seseorang, maupun dalam hubungannya dengan orang lain dalam bermasyarakat.
Ilmu komunikasi sudah banyak digunakan untuk menganalisis peristiwa sosial dalam masyarakat. Misalnya konflik sosial antar-kelompok-kelompok masyarakat, hubungan antaragama, merenggangnya komunikasi antara orang tua dengan anak, opini publik dan pengambilan keputusan, metode penyebarluasan inovasi, teknik-teknik persuasi dalam kampanye, dan sebagainya.
Sebagai lapangan kerja, komunikasi menjadi profesi dalam berbagai lapangan kehidupan yang menjadi sumber mata pen-caharian. Misalnya jumalistik, public relations, penulis, penyiar, dosen, artis, periklanan, riset, penerangan, manajer kampanye, dan sebagainya.
Di berbagai lembaga pendidikan komunikasi, banyak mahasiswa telah bekerja sebelum berhasil menyelesaikan pendidikannya. Tawaran mereka terima ketika sedang melakukan magang pada berbagai kantor perusahaan, pemerintah, atau lembaga-lembaga sosial lainnya. Iklan-iklan yang memerlukan tenaga profesional di bidang kehumasan/public relations, periklanan, penyiaran, perbankan, pemasaran, perhotelan, penerbitan dan percetakan, membuat lepasan pendidikan komunikasi terasa sudah kehilangan nyali untuk menjadi pegawai negeri sebagai satu-satunya lapangan keija yang memberi harapan, melainkan ia terbuka wawasannya untuk masuk ke lapangan keija dengan bermodal keterampilan (skills) menulis (how to write), berbicara (how to speak), dan beraksi (how to act).
Karena itu, ketika seorang saijana komunikasi profesional memasuki lapangan keija baik di perkantoran maupun perusahaan, maka ia tidak akan tinggal diam, tapi akan mempelajari dan mencari solusi bagaimana memperbaiki citra, menghubungkan lembaga/ perusahaan dengan komunitasnya, meningkatkan pelanggan dengan mengambil tindakan melalui media atau saluran-saluran komunikasi yang mereka telah pelajari.
Karena itu, ketika seorang saijana komunikasi profesional memasuki lapangan keija baik di perkantoran maupun perusahaan, maka ia tidak akan tinggal diam, tapi akan mempelajari dan mencari solusi bagaimana memperbaiki citra, menghubungkan lembaga/ perusahaan dengan komunitasnya, meningkatkan pelanggan dengan mengambil tindakan melalui media atau saluran-saluran komunikasi yang mereka telah pelajari.