Unsur-unsur Komunikasi Meliputi Sumber, Pesan, Media, Penerima, Pengaruh, Tanggapan Balik dan Lingkungan
Unsur-unsur Komunikasi
Unsur
atau elemen adalah bagian yang digunakan untuk membangun suatu body
(badan). Kita tidak bisa menyebutkan sebuah rumah yang sempuma jika
rumah itu tidak memiliki lantai, dinding, pintu, atap, dan jendela.
Demikian pula sebuah universitas tidak bisa dikatakan universitas jika
ia tidak memiliki unsur-unsur; kampus, mahasiswa, dosen, kurikulum, dan
proses belajar-mengajar.
Dalam ilmu pengetahuan unsur atau elemen adalah konsep yang dipakai untuk membangun suatu ilmu pengetahuan (body of knowledge). Dalam studi manajemen misalnya ada unsur-unsur yang membangunnya yakni; organisasi (organization), perencanaan (planning), karyawan (staffing), kepemimpinan (leadership), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluation). Dalam studi pemasaran ada empat unsur yang membangunnya, yakni barang yang mau dipasarkan (product), tempat (place), harga (price), dan promosi (promotion). Dalam studi sosiologi unsur-unsumya adalah; individu, kelompok, masyarakat, dan interaksi. Demikian juga halnya dengan ilmu komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk memengamhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bisa mengatakan bahwa suatu proses komunikasi tidak akan bisa berlangsung tanpa didukung oleh unsur-unsur; pengirim (source), pesan (message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung teijadinya komunikasi. Ada yang menilai' bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambah-kan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan.
Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhe-torica menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Pandangan Aristoteles ini oleh sebagian besar pakar komunikasi dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi publik dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini bisa dime-ngeni, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat populer bagi masyarakat Yunani.
Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949), dua orang insinyur listrik menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon.
Meski pandangan Shannon dan Weaver pada dasarnya berasal dari pemikiran proses komunikasi elektronika, tetapi para saijana yang muncul di belakangnya mencoba menerap-kannya dalam proses komunikasi antarmanusia seperti yang dilakukan oleh Miller dan Cherry (Schramm 1971).
Dalam ilmu pengetahuan unsur atau elemen adalah konsep yang dipakai untuk membangun suatu ilmu pengetahuan (body of knowledge). Dalam studi manajemen misalnya ada unsur-unsur yang membangunnya yakni; organisasi (organization), perencanaan (planning), karyawan (staffing), kepemimpinan (leadership), pengendalian (controlling), dan evaluasi (evaluation). Dalam studi pemasaran ada empat unsur yang membangunnya, yakni barang yang mau dipasarkan (product), tempat (place), harga (price), dan promosi (promotion). Dalam studi sosiologi unsur-unsumya adalah; individu, kelompok, masyarakat, dan interaksi. Demikian juga halnya dengan ilmu komunikasi.
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk memengamhi pengetahuan atau perilaku seseorang. Dari pengertian komunikasi yang sederhana ini, maka kita bisa mengatakan bahwa suatu proses komunikasi tidak akan bisa berlangsung tanpa didukung oleh unsur-unsur; pengirim (source), pesan (message), saluran/media (channel), penerima (receiver), dan akibat/pengaruh (effect). Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
Terdapat beberapa macam pandangan tentang banyaknya unsur atau elemen yang mendukung teijadinya komunikasi. Ada yang menilai' bahwa terciptanya proses komunikasi, cukup didukung oleh tiga unsur, sementara ada juga yang menambah-kan umpan balik dan lingkungan selain kelima unsur yang telah disebutkan.
Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhe-torica menyebut bahwa suatu proses komunikasi memerlukan tiga unsur yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan. Pandangan Aristoteles ini oleh sebagian besar pakar komunikasi dinilai lebih tepat untuk mendukung suatu proses komunikasi publik dalam bentuk pidato atau retorika. Hal ini bisa dime-ngeni, karena pada zaman Aristoteles retorika menjadi bentuk komunikasi yang sangat populer bagi masyarakat Yunani.
Claude E. Shannon dan Warren Weaver (1949), dua orang insinyur listrik menyatakan bahwa terjadinya proses komunikasi memerlukan lima unsur yang mendukungnya, yakni pengirim, transmitter, signal, penerima, dan tujuan. Kesimpulan ini didasarkan atas hasil studi yang mereka lakukan mengenai pengiriman pesan melalui radio dan telepon.
Meski pandangan Shannon dan Weaver pada dasarnya berasal dari pemikiran proses komunikasi elektronika, tetapi para saijana yang muncul di belakangnya mencoba menerap-kannya dalam proses komunikasi antarmanusia seperti yang dilakukan oleh Miller dan Cherry (Schramm 1971).
Awal 1960-an David K. Berio membuat formula komunikasi yang lebih sederhana. Formula itu dikenal dengan nama "SMCR", yakni: Source (pengirim), Message (pesan), Channel (saluran - media), dan Receiver (penerima).
Selain Shannon dan Berio, juga tercatat Charles Osgood, Gerald Miller, dan Melvin L. De Fleur menambahkan lagi unsur efek dan umpan balik (feedback) sebagai pelengkap dalam membangun komunikasi yang sempurna. Kedua unsur ini nantinya lebih banyak dikembangkan pada proses komunikasi antarpribadi (persona) dan komunikasi massa.
Perkembangan terakhir adalah munculnya pandangan dari Joseph de Vito, K. Sereno, dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses komunikasi.
Kalau unsur-unsur komunikasi yang dikemukakan di atas dilukiskan dalam gambar, kaitan antara satu unsur dengan unsur lainnya dapat dilihat sebagai berikut.
Sumber
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim informasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lem-baga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator atau dalam bahasa Inggrisnya disebut source, sender atau encoder.
Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah se-suatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa Inggris pesan biasanya diteijemahkan dengan kata message, content atau information.
Media
Media yang dimaksud di sini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima. Ter-dapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antarpribadi pancaindra dianggap sebagai media komunikasi.
Selain indra manusia, ada juga saluran komunikasi seperti telepon, surat, telegram yang digolongkan sebagai media komunikasi antarpribadi.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca, dan mendengamya. Media dalam komunikasi massa dapat dibeda-kan atas dua macam, yakni media cetak dan media elektronik. Media cetak seperti halnya surat kabar, majalah, buku, leaflet, brosur, stiker, buletin, hand out, poster, spanduk, dan seba-gainya. Sementara itu, media elektronik antara lain: radio, film, televisi, video recording, komputer, electronic board, audio casette dan semacamnya.
Berkat perkembangan teknologi komunikasi khususnya di bidang komunikasi massa elektronik yang begitu cepat, media massa elektronik makin banyak bentuknya, dan makin mengaburkan batas-batas untuk membedakan antara media komunikasi massa dan komunikasi antarpribadi. Hal ini dise-babkan karena makin canggihnya media komunikasi itu sendiri yang bisa dikombinasikan (multimedia) antara satu sama lainnya.
Selain media komunikasi seperti di atas, kegiatan dan tem-pat-tempat tertentu yang banyak ditemui dalam masyarakat pedesaan, bisa juga dipandang sebagai media komunikasi sosial, misalnya rumah-rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian, dan pesta rakyat.
Penerima
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara.
Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan, atau dalam bahasa Inggris disebut audience atau receiver. Dalam proses komunikasi telah dipahami bahwa keberadaan penerima adalah akibat karena adanya sumber. Tidak ada penerima jika tidak ada sumber.
Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.
Kenallah khalayakmu adalah prinsip dasar dalam berko-munikasi. Karena mengetahui dan memahami karakteristik penerima (khalayak), berarti suatu peluang untuk mencapai keberhasilan komunikasi.
Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini bisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang (De Fleur, 1982). Oleh karena itu, pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagai akibat penerimaan pesan.
Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari penerima. Akan tetapi sebenarnya umpan balik bisa juga berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan belum sampai pada penerima. Misalnya sebuah konsep surat yanj memerlukan perubahan sebelum dikirim, atau alat yang digu nakan untuk menyampaikan pesan itu mengalami gangguar sebelum sampai ke tujuan. Hal-hal seperti itu menjadi tanggapan balik yang diterima oleh sumber.
Lingkungan
Lingkungan atau situasi ialah faktor-faktor tertentu yang dapat memengaruhi jalannya komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan atas empat macam, yakni lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
Lingkungan fisik menunjukkan bahwa suatu proses komunikasi hanya bisa terjadi kalau tidak terdapat rintangan fisik, misalnya geografis. Komunikasi sering kali sulit dilakukan karena faktor jarak yang begitu jauh, di mana tidak tersedia fasilitas komunikasi seperti telepon, kantor pos atau jalan raya.
Lingkungan sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan politik yang bisa menjadi kendala terjadinya komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, kepercayaan, adat istiadat, dan status sosial.
Dimensi psikologis adalah pertimbangan kejiwaan yang digunakan dalam berkomunikasi. Misalnya menghindari kritik yang menyinggung perasaan orang lain, menyajikan materi yang sesuai dengan usia khalayak. Dimensi psikologis ini biasa disebut dimensi internal (Vora, 1979).
Sedangkan dimensi waktu menunjukkan situasi yang tepat unftfk melakukan kegiatan komunikasi. Banyak proses komunikasi tertunda karena pertimbangan waktu, misalnya musim. Namun perlu diketahui karena dimensi waktu maka informasi memiliki nilai.
Jadi, setiap unsur memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun proses komunikasi. Bahkan ketujuh unsur ini saling bergantung satu sama lainnya. Artinya, tanpa keikut-sertaan satu unsur akan memberi pengaruh pada jalannya komunikasi.