Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Sejarah Asal Usul, Ragam Budaya dana Bahasa, Persebaran, Nenek Moyang Indonesia, Proto Melayu, Deutero Melayu, Melanesoid, Negrito dan Weddid

Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia


Coba sejenak anda cermati bahwa banyaknya suku bangsa di Indonesia jelas memunculkan keberagaman bahasa daerah, dan kebudayaan yang berlaku dalam praktik-praktik kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja ada lebih dari 500 suku bangsa Indonesia. Sungguh merupakan kekayaan bangsa yang tidak dimiliki oleh negara lain.  Namun demikian kekayaan ini akan menjadi masalah jika kita tidak pandai mengelola perbedaan yang ada. Tentu ini berkaitan pula dengan asal mula kedatangan suku bangsa dan waktu kedatangan mereka. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana proses dan dinamika nenek moyang Indonesia sehingga terbentuk keragaman budayanya. Untuk itu kamu harus mempelajarinya, agar kita bisa saling menghargai dan menghormati setiap perbedaan yang ada.
Menurut Sarasin bersaudara, penduduk asli Kepulauan Indonesia adalah ras berkulit gelap dan bertubuh kecil. Mereka mulanya tinggal di Asia bagian tenggara. Ketika zarman es mencair dan air laut naik hingga terbentuk Laut Cina Selatan dan Laut Jawa, sehingga memisahkan pegunungan vulkanik Kepulauan Indonesia dari daratan utama. Beberapa penduduk asli Kepulauan Indonesia tersisa dan menetap di daerah-daerah pedalaman, sedangkan daerah pantai dihuni oleh penduduk pendatang. Penduduk asli itu disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin. Ras yang masuk dalam kelompok ini adalah suku bangsa Hieng di Kamboja, Miaotse, Yao-Jen di Cina, dan Senoi di Semenanjung Malaya.

Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia. Mereka mempunyai hubungan erat dengan nenek moyang Melanesia masa kini dan orang Vedda yang saat ini masih terdapat di Afrika, Asia Selatan, dan Oceania. Vedda itulah manusia pertama yang datang ke pulau-pulau yang sudah berpenghuni. Mereka membawa budaya perkakas batu. Kedua ras Melanesia dan Vedda hidup dalam budaya mesolitik.
Pendatang berikutnya membawa budaya baru yaitu budaya neolitik. Para pendatang baru itu jumlahnya jauh lebih banyak daripada penduduk asli. Mereka datang dalam dua tahap. Mereka itu oleh Sarasin disebut sebagai Proto Melayu dan Deutro Melayu. Kedatangan mereka terpisah diperkirakan lebih dari 2.000 tahun yang lalu.

1. Proto Melayu

Proto Melayu diyakini sebagai nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai pulau-pulau paling timur di Pasifik. Mereka diperkirakan datang dari Cina bagian selatan. Ras Melayu ini mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan) mereka bermigrasi ke Indocina dan Siam, kemudian ke Kepulauan Indonesia. Mereka itu mula-mula menempati pantai-pantai Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Ras Proto Melayu membawa peradaban batu di Kepulauan Indonesia. Ketika datang para imigran baru, yaitu Deutero Melayu (Ras Melayu Muda) mereka berpindah masuk ke pedalaman dan mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat huniannya. Ras Proto Melayu itu pun kemudian mendesak keberadaan penduduk asli. Kehidupan di dalam hutan-hutan menjadikan mereka terisolasi dari dunia luar, sehingga memudarkan peradaban mereka. Penduduk asli dan ras proto melayu itu pun kemudian melebur. Mereka itu kemudian menjadi suku bangsa Batak, Dayak, Toraja, Alas, dan Gayo.

Kehidupan mereka yang terisolasi itu menyebabkan ras Proto Melayu sedikit mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun Islam dikemudian hari. Para ras Proto Melayu itu kelak mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke wilayah mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru dalam kehidupan mereka. Persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka menunjukkan rute perpindahan mereka dari Kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Beberapa kesamaan bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma banyak mengandung kemiripan dengan bahasa Batak.

2. Deutero Melayu


Deutero Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian utara. Mereka membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi di Kepulauan Indonesia, atau Kebudayaan Dongson. Mereka seringkali disebut juga orang-orang Dongson. Peradaban mereka lebih tinggi daripada ras Proto Melayu. Mereka dapat membuat perkakas dari perunggu. Peradaban mereka ditandai dengan keahlian mengerjakan logam dengan sempurna. Perpindahan mereka ke Kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alatyang mereka tinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia, yaitu berupa kapak persegi panjang. Peradaban ini dapat dijumpai di Malaka, Sumatera, Kalimantan, Filipina, Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.

Dalam bidang pengolahan tanah mereka mempunyai kemampuan untuk membuat irigasi pada tanah-tanah pertanian yang berhasil mereka ciptakan, dengan membabat hutan terlebih dahulu. Ras Deutero Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran lebih maju dari pendahulunya karena petualangan mereka sebagai pelaut dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan. Perpindahan ras Deutero Melayu juga menggunakan jalur pelayaran laut. Sebagian dari ras Deutero Melayu ada yang mencapai Kepulauan Jepang, bahkan kelak ada yang hingga sampai Madagaskar.

Kedatangan ras Deutero Melayu di Kepulauan Indonesia kiakin lama semakin banyak. Mereka pun kemudian berpindah mencari tempat baru ke hutan-hutan sebagai tempat hunian baru. Pada akhirnya Proto dan Deutero Melayu membaur dan selanjutnya -nenjadi penduduk di Kepulauan Indonesia. Pada masa selanjutnya mereka sulit untuk dibedakan. Proto Melayu meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatra bagian utara, serta Toraja di Sulawesi. Sementara itu, semua penduduk di Kepulauan Indonesia, kecuali penduduk Papua dan yang tinggal di sekitar pulau-pulau Papua, adalah ras Deutero Melayu.

3. Melanesoid

Ras lain yang terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid. Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang etaknya sebelah Timur Irian dan Benua Australia. Di Kepulauan Indonesia mereka tinggal di Papua Barat, Ambon, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Timur. Bersama dengan Papua-Nugini dan Bismarck, Solomon, New Caledonia dan Fiji, Vanuatu, mereka tergolong rumpun Melanesoid.

Pada mulanya kedatangan Bangsa Melanesoid di Kepulauan Indonesia berawal saat zaman es terakhir, yaitu tahun 70.000 SM. Pada saat itu Kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun hingga mencapai kedinginan maksimal, air laut menjadi beku. Permukaan laut menjadi lebih rendah 100 m dibandingkan permukaan saat ini. Pada saat itulah muncul pulau-pulau baru. Adanya pulau-pulau itu memudahkan makhluk hidup berpindah dari Asia menuju kawasan Oseania.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga ke Papua, selanjutnya ke Benua Australia, yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang terhubung dengan Papua. Bangsa Melanesoid saat itu hingga mencapai 100 ribu jiwa meliputi wilayah Papua dan Australia. Peradaban bangsa Melanesoid dikenal dengan paleolitikum.

Pada saat masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 S.M. Kepulauan Papua dan Benua Australia terpisah seperti yang dapat kita lihat saat ini. Pada saat itu jumlah penduduk mencapai 0,25 juta dan pada tahun 500 S.M. mencapai 0,5 juta jiwa.

Asal mula bangsa Melanesia, yaitu Proto Melanesia merupakan penduduk pribumi di Jawa. Mereka adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki Papua, sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada saat itu. Di Papua manusia Wajak hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai. Mereka hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-akaran, serta berburu di hutan belukar. Tempattinggal mereka berupa perkampungan-perkampungan yang terbuat dari bahan-bahan yang ringan. Rumah-rumah itu sebenarnya hanya berupa kemah atau tadah angin, yang sering didirikan menempel pada dinding gua yang besar. Kemah-kemah dan tadah angin itu hanya digunakan sebagai tempat untuk tidur dan berlindung, sedangkan aktivitas lainnya dilakukan di luar rumah.

Bangsa Proto Melanesoid terus terdesak oleh bangsa Melayu. Mereka yang belum sempat mencapai Kepulauan Papua melakukan percampuran dengan ras baru itu. Percampuran bangsa Melayu dengan Melanesoid menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu, saat ini mereka merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

4. Negrito dan Weddid


Sebelum kedatangan kelompok-kelompok Melayu tua dan muda, negeri kita sudah terlebih dulu kemasukan orang-orang Negrito dan Weddid. Sebutan Negrito diberikan oleh orang-orang Spanyol karena yang mereka jumpai itu berkulit hitam mirip dengan jenis-jenis Negro. Sejauh mana kelompok Negrito itu bertalian darah dengan jenis-jenis Negro yang terdapat di Afrika serta Kepulauan Melanesia (Pasifik), demikian pula bagaimana sejarah perpindahan mereka, belum banyak diketahui dengan pasti.




Kelompok Weddid terdiri atas orang-orang dengan kepala mesocephal dan letak mata yang dalam sehingga nampak seperti berang; kulit mereka coklat tua dan tinggi rata-rata lelakinya 155 cm. Weddid artinya jenis Wedda yaitu bangsa yang terdapat di Pulau Ceylon (Srilanka). Persebaran orang-orang Weddid di Nusantara cukup luas, misalnya di Palembang dan Jambi (Kubu), di Siak (Sakai) dan di Sulawesi pojok tenggara (Toala, Tokea dan Tomuna).


Periode migrasi itu berlangsung berabad-abad, kemungkinan mereka berasal dalam satu kelompok ras yang sama dan dengan budaya yang sama pula. Mereka itulah nenek moyang orang Indonesia saat ini.
Sekitar 170 bahasa yang digunakan di Kepulauan Indonesia adalah bahasa Austronesia (Melayu-Polinesia). Bahasa itu kemudian dikelompokkan menjadi dua oleh Sarasin, yaitu Bahasa Aceh dan bahasa-bahasa di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

Kelompok kedua adalah bahasa Batak, Melayu, Jawa, dan Bali. Kelompok bahasa kedua itu mempunyai hubungan dengan bahasa Malagi di Madagaskar dan Tagalog di Luzon. Persebaran geografis kedua bahasa itu menunjukkan bahwa penggunanya adalah pelaut-pelaut pada masa dahulu yang sudah mempunyai peradaban lebih maju. Di samping bahasa-bahasa itu, juga terdapat bahasa Halmahera Utara dan Papua yang digunakan di pedalaman Papua dan bagian utara Pulau Halmahera.
Dalam bahasan di atas kita telah membahas tentang teori asal usul nenek moyang Indonesia. Selama ini kita ketahui bahwa Proto Melayu, Deutero Melayu, dan Melanesoid tidak menunjukkan hubungan geneologis, bahkan ada yang berpendapat keberadaan mereka ada karena pergantian populasi. Namun berdasarkan penelitian baru yang melibatkan ahli arkeologi, genetika, dan bahasa, ternyata asal-usul nenek moyang Indonesia berasal dari persamaan budaya, bahasa, dan dua atau lebih populasi keturunan sehingga menghasilkan teori baru yaitu Teori Out of Africa dan Out of Taiwan.

5. Teori Out of Africa dan Out of Taiwan

Dalam tinjauan akademis yang komprehensif tentang asal-usul nenek moyang Indonesia, maka terlihatlah bahwa betapa eratnya keterkaitan dinamika sejarah Melanesia dengan bumi Nusantara. Mungkin kita akan bertanya, siapakah yang dimaksud dengan Melanesia itu? Kata Melanesia diperkenalkan pertama kali oleh Dumont d'Urville   seorang penjelajah berkebangsaan Prancis untuk menyebut wilayah etnik penduduk yang berkulit hitam dan berambut keriting di kawasan Pasifik, dalam pertemuan Geography Society of Paris pada tanggal 27 Desember 1831. Menurut Harry Truman, pada sekitar 60.000 tahun yang lalu ada sekelompok orang yang dengan semangat keberaniannya melintasi selat-selat dan laut hingga mencapai Kepulauan Nusantara. Mereka adalah Homo sapiens yang dalam buku Iteratur disebut sebagai Manusia Modern Awal. Ketika berangkat dari tanah asalnya yaitu Afrika, mereka tidak mempunyai tempat tujuan. Teori ini oleh para ahli disebut sebagai Teori Out of Africa. Dalam pikiran mereka yang ada hanyalah, bagaimana mereka dapat menemukan ladang kehidupan baru yang lebih menjanjikan. Mereka beruntung dalam pengembaraannya segala rintangan alam dapat diatasi, dari generasi ke genarasi mereka mencapai wilayah-wilayah penghidupan yang baru. Di tempat baru itu mereka mengeksplorasi sumberdaya lingkungan yang tersedia untuk mempertahankan hidup. Mereka meramu dari berbagai umbi-umbian dan buah-buahan yang ada di wilayah itu. Hewan-hewan juga diburu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Untuk keperluan itu maka dibuatlah peralatan dari batu dan bahan organik, seperti kayu dan bambu.  Waktu terus berlalu, perubahan alam karena iklim dan geografi juga populasi yang terus bertambah, mendorong mereka untuk mencari wilayah hunian baru. Perlahan tetapi pasti mereka mengembara mencari tempat hunian baru. Mereka kemudian menyebar hingga ke wilayah timur Kepulauan Indonesia, bahkan meluas hingga mencapai Melanesia Barat dan Australia, wilayah geografi hunian mereka pun semakin meluas.

Pengalaman yang diperoleh selama mereka mengembara itu menjadi pengetahuan, yang selanjutnya pengetahuan itu diturunkan dari generasi ke generasi. Kemampuan berlayar dan membuat rakit, serta teknik-teknik membuat alat transportasi laut yang lebih kuat dan nyaman. Begitu pula dengan pengetahuan perbintangan untuk menunjukkan arah saat berlayar. Pengalaman untuk menaklukkan ekosistem daratan, sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi ekologi yang berbeda-beda. Pengalaman itu menjadi pengetahuan-pengetahuan baru untuk memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan yang baru.

Pada saat berakhirnya zaman es sekitar 12.000 tahun yang lalu, menyebabkan perubahan besardalam berbagai hal. Kenaikan muka laut yang dratis mendorong penduduk di Kepulauan Indonesia melakukan persebaran ke berbagai arah. Persebaran mereka ini juga telah merubah peta hunian mereka. Kondisi alam yang saat itu mendukung, semakin meyakinkan mereka untuk menetap di tempat hunian yang baru itu. Alam tropis dengan biodiversitasnya menyediakan kebutuhan hidup sehingga populasi terus meningkat.

Para ahli menggolongkan mereka sebagai Ras Australomelanesid. Mereka kemudian hidup menyebar ke gua-gua. Seiring dengan semakin berkembangnya zaman, kebutuhan nenek moyang kita ini juga semakin meningkat. Teknologi untuk mempermudah kehidupan mereka juga semakin berkembang. Peralatan dari batu semakin beragam, peralatan dari bahan organik pun semakin berkembang sesuai dengan kebutuhan mereka. Keanekaragaman dalam peralatan manusia pada saat itu semakin mendorong produktivitas hingga semakin membawa kemajuan dalam berbagai bidang. Kemajuan dalam bidang seni pada saat itu ditandai dengan lukisan-lukisan cadas yang terdapat di dinding gua-gua yang memanifestasikan kekayaan alam pikiran. Kepercayaan pada kehidupan sesudah mati juga terkonsepsi dalam perilaku kubur terhadap orang yang meninggal.

Kemudian pada sekitar 4000 - 3000 tahun yang lalu, Kepulauan Indonesia kedatangan orang-orang baru. Mereka ini membawa budaya baru yang seringkali disebut dengan budaya Neolitik.  Budaya  ini  sering dicirikan  dengan  kehidupan yang menetap dan domestikasi hewan dan tanaman. Pendatang yang berbicara dengan tutur Austronesia ini diperkirakan datang dari Taiwan dengan kedatangan awal Sulawesi juga kemungkinan Kalimantan. Dari sinilah mereka kemudian menyebar ke berbagai pelosok Kepulauan Nusantara. Pendatang yang lain tampaknya berasal dari Asia Tenggara Daratan. Mereka menggunakan bahasa Austroasiatik. Mereka ini dapat mencapai Kepulauan Nusantara bagian barat melalui Malaysia. Teori inilah yang seringkali oleh para ahli disebut sebagai teori Out of Taiwan. Pertemuan para pendatang ini dengan populasi Australomelanesia pun tak dapat dielakkan, sehingga terjadi kohabitasi. Adaptasi dan interaksi diantara sesama pun terjadi hingga mereka melakukan perkawinan campuran. Interaksi budaya dan dalam beberapa hal silang genetika pun tak dapat dihindari. Proses interaksi yang berlanjut memperlihatkan keturunan Ras Australomelanesid yang sekarang lebih dikenal sebagai populasi Melanesia.
                                    :
Pendapat Harry Truman tersebut dikuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Herawati Sudoyo. Dalam studi genetika terbaru menunjukkan bahwa, genetika manusia Indonesia saat ini kebanyakan adalah campuran, berasal dari dua atau lebih populasi moyang. Secara gradual, presentasi genetikan Austronesia lebih dominan di bagian timur Indonesia. Sekalipun kecil porsinya, genetika Papua ada hampir di seluruh wilayah bagian barat Indonesia. Hal ini menunjukkan, bahwa di masa lalu terjadi percampuran genetika dibandingkan penggantian populasi.

Demikian pula dari sudut penggunaan bahasa, Kepulauan Indonesia yang mempunyai lebih dari 700 etnis, dengan 706 bahasa daerah dapat digolongkan dalam dua bagian, yaitu penutur Austronesia dan non-Austronesia atau lebih sering disebut sebagai Papua. Multamia RMT Lauder menjelaskan bahwa telah terjadi pinjam-meminjam leksikal antara bahasa-bahasa non-Austronesia dengan Austronesia. Diperkirakan lebih dari 30 % dari semua bahasa yang hidup saat ini adalah bahasa Non Austronesia. Rumpun bahasa Austronesia cenderung ditemukan di daerah pesisir, tetapi ini tidak selalu. Bahasa Austronesia juga dapat ditemukan di daerah pedalaman Papua Nugini.

Gambaran itu menunjukkan adanya pola migrasi yang kompleks tetapi jelas, yaitu dari barat ke timur. Berdasarkan data itu nyatalah bahwa hubungan Austronesia dan Non-Austronesia bagaikan sebuah kain tenun yang benang-benangnya saling terjalin indah.

DAFTAR ISI
  1. Pribahasa Menunjukan Sifat Yang Diturunkan Kepada Anak
  2. Pribahasa dalam Mengungkapkan Sesuatu Yang Memiliki Makna
  3. Pribahasa Dalam Bahasa Minang
  4. Kegiatan Wirausaha Kerajinan Budaya Nonbenda.
  5. Kata - Kata Motivasi Belajar
  6. Mengetahui Cara Produksi Budidaya Tanaman Pangan
  7. Buat Kamu Yang Cari Artikel Tentang Pramuka
  8. Berwirausaha Kerajinan Budaya Nonbenda
  9. Alat Pencernaan Pada Manusia
  10. Macam-macam Organ Penyusun Sistem Gerak Pada Manusia
  11. Pengertian Wirausaha Menurut Pakarnya
  12. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan lnspirasi Budaya Nonbenda
  13. Kelainan dan Penyakit Pada Ginjal
  14. Majas atau gaya bahasa terdiri dari beberapa macam
  15. Bahan yang Digunakan pada Pembuatan Rendang
  16. Cabang Olahraga Atletik Lari Meraton
  17. Teknik Gerakan Lempar Cakram
  18. Olahraga Beladiri Pencak Silat
  19. Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
  20. Mengasah Kreativitas dan Keterampilan Semenjak Sekolah
  21. Jenis-Jenis Zat Yang Berbahaya
  22. Cara Pemasaran dan Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan
  23. Makna Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  24. Mengembangkan dan Mendalami Ilmu Tentang Tuhan
  25. Pengertian Iman Kepada Rasul, Tugas-Tugas Rasul, Nama-nama Rasul 
  26. Pengertian dan Ciri-ciri Sifat Munafik
  27. Pengertian, Ciri-ciri Dan Bahaya Sifat Takabur
  28. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Hidup Manusia
  29. Pentingnya Mengetahui Binatang Yang Halal Dimakan dan Binatang Yang Haram Dimakan
  30. Puisi Reruntuhan Kedaton, Yang Dibungkus, Gunung Wurung, Demi Obituari 
  31. Surat Lamaran Kerja Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
  32. Mengetahui Pengertian Dialog Interaktif
  33. Percakapan Berpamitan Dalam Bahasa Inggris
  34. Tugas Membuat Kerangka dan Sinopsis Novel
  35. Percakapan Bahasa Inggris - Indonesia Suasana Pagi Hari
  36. Memperkenalkan Diri Dalam bahasa Inggris
  37. Contoh Kata Sambutan Panitia Penyelenggara Maulid Nabi saw.
  38. Kata Sambutan Perwakilan Mempelai Putri
  39. Kata Sambutan Dari Perwakilan Calon Mempelai Pria
  40. Mencari Peluang Bisnis Sampingan Saat Sekolah
  41. Pengertian ekspor Ekspor dan Pemberitahuan Pabean Ekspor
  42. Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungan
  43. Alat-Alat Ekskresi Yang Ada Pada Manusia
  44. Ciri-Ciri Lagu Daerah Nusantara seperti Bahasa Daerah, Alunan dan Melodi
  45. Ciri-ciri Negara Maju dan Negara Berkembang
  46. Wirausaha Modifikasi Makanan Khas Daerah
  47. Kewirausahaan Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah
  48. Wirausaha Kerajinan Bahan Lunak
  49. Perhitungan Biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati
  50. Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati 
  51. Kewirausahaan dalam Bidang Pengolahan Bahan Makanan
  52. Perhitungan Biaya Budidaya Tanaman Pangan
  53. Penghitungan Biaya Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
  54. Perencanaan Usaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
  55. Bentuk-Bentuk Hubungan (Interaksi) Sosial
  56. Pengertian serta Contoh Adab Makan dan Minum
  57. Macam-macam Gaya dan Teknik Renang Mulai dari Gaya Punggung, Gaya Dada Serta Gaya Bebas
  58. Bagaimana Cara Untuk Presentasi Proposal Usaha Kerajinan Hias
  59. Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan Pakai dari Limbah
  60. Peluang Usaha Menyulap Ban Bekas Menjadi Produk Bemilai Ekonomis
  61. Pengelolaan Sumber Daya Produksi Usaha Kerajinan Pakai dari Limbah
  62. Kerajinan Tas dari Limbah Kemasan Kopi
  63. Isi Propoposal Yang Formal dan Penyebab Kegagalan Dalam Sebuah Proposal
  64. Jenis Gerakan Senam Lantai, Senam Ketangkasan, Senam Aerobik
  65. Sistem Hormon dan Kelenjer Endoktrin pada Tubuh Manusia
  66. Pengertian Kebugaran Jasmani dan Joging
  67. Gaya Remaja Yang Sehat
  68. Membuat Magnet dengan Induksi Magnetik
  69. Pengertian dan Aspek-aspek Dalam Pencak Silat
  70. Pengertian, Teknik Dasar dan Gaya Dalam Lempar Lembing
  71. Pengertian, Peralatan dan Lapangan Permainan Bulu Tangkis 
  72. Teknik Melempar Bola, Teknik Menangkap Bola, Teknik Membawa Bola dalam Permainan Bola Tangan
  73. Pengertian, Peralatan serta Lapangan Permainan Bola Tangan
  74. Wirausaha Kerajinan Tangan Dari Bahan Sabun
  75. Pembagian Seni terdiri dari Seni Audio, Seni Visual, Seni Audiovisual 
  76. Seni Bukan Sembarangan Seni, Melainkan Punya Fungsi dan Tujuan
  77. Seni Rupa Terdiri Dari Seni Murni, Seni Pakai, Seni Grafis, Seni Keramik, Desain Produk, Desain Arsitektur
  78. Setiap Daerah Memiliki Keunikan Seni Karya Tersendiri seperti Keunikan Tema, Keunikan Bentuk, Bentuk Figuratif, Bentuk Abstraktif, Bentuk Abstrak, Keunikan Makna
  79. Bentuk Gambar Seni Rupa, Bentuk Kubistis, Bentuk Piramid, Kerucut, Bulat, Tak Beraturan
  80. Kumpulan Cerita Legenda Rakyat Yang Berbekas
  81. Peralatan, Media Menggambar, Bidang Gambar, Pensil, Paster, Cat Air, Cat Poster, Pewarna Alam, Pewarna Kue, Palet, Kuas
  82. Seni Membatik dan Batik Rafa'iyah
  83. Zat Berbahaya yang Terkandung dalam Rokok
  84. Penyebab Terjadinya Kebakaran seperti Korsleting Listrik, Api Rokok, Kompor, Membakar Sampah, Obat Nyamuk Bakar, Bahan Peledak, Kecelakaan Kendaraan, Sambaran Petir dan Akibat Yang Ditimbulkan Kebakaran
  85. Penyebab dan Penanggulangan Bahaya Banjir
  86. Pengetahuan Mitos dan Genetika, Pembauran Genetika
  87. Kromosom dan Gen Sebagai Faktor Pembawa Sifat
  88. Tujuh Macam Jenis Kecerdasan
  89. Sistem indera Pada Manusia dan Hewan
  90. Sistem Koordinasi Dalam Tubuh Manusia Meliputi Sistem Saraf, Indera, Hormon
  91. Pengaruh Kehidupan Keluarga Dalam Pembinaan Nilai Moral
  92. Museum Wayang Di Jakarta
  93. Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta
  94. Museum-Museum Milik Pemerintah DKI Jakarta
  95. Museum Nasional dan Museum Daerah
  96. Arti dan Kegunaan Museum
  97. Mengenal Tanda Kekerasan dan Pelecehan Seksual
  98. Memilih Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan
  99. Contoh Tex Pidato MC Acara Ulang Tahun
  100. Konsep Naskah MC Acara Pengajian Rutin Bulanan 
  101. Naskah Untuk MC Acara Pernikahan (Walimatul 'Ursy)
  102. Peta Sumatera dan Berikut Provinsinya
  103. Naskah Pembawa Acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
  104. Text Pidato Pedoman Untuk MC Walimatul Khitanan
  105. Pengertian, Hakikat, dan Macam-Macam Demokrasi
  106. Susunan Acara Perpisahan Sekolah 
  107. Makalah Tata Boga Lauk Pauk Khas Betawi 
  108. Pemeriksaan Dokumen dan Fisik Barang Ekspor
  109. Membaca Komponen Peta dan Atlas
  110. Sistem Ekskresi Manusia
  111. Belajar Karya Seni Kriya Indonesia
  112. Ekspresi Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
  113. Teknik Teknik dalam Menggambar Bentuk
  114. Reproduksi atau Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif Alami dan Buatan
  115. Pengantar Komunikasi "Kebutuhan Promosi untuk Berkomunikasi"
  116. Perkembangan Komunikasi Jarak Jauh Melalui Satelit
  117. Ilmu Komunikasi Yang Perlu Dipelajari, Komunikasi sebagai Seni, Ilmu, dan Lapangan Kerja
  118. Ruang Lingkup Komunikasi, Pengertian Komunikasi
  119. Unsur-unsur Komunikasi Meliputi Sumber, Pesan, Media, Penerima, Pengaruh, Tanggapan Balik dan Lingkungan
  120. Tipe Komunikasi, Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
  121. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
  122. Komunikasi Publik (Public Communication), Komunikasi Massa (Mass Communication)
  123. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi, Kultur Jaringan (Tissue Culture), Hidroponik, dan Aeroponik
  124. Listrik Statis, Gaya Listrik, Muatan, Listrik, Elektroskop, Muatan Positif, Muatan Negatif
  125. Gaya Elektrostatis, Medan Listrik, Elektroskop 
  126. Gejala dan Penerapan Listrik Statis, Petir (halilintar), Ledakan atau kebakaran tangki minyak, Generator Van de Graaff, Penggumpal asap, Pengecatan mobil, Mesin fotokopi, Printer inkjet
  127. Listrik Dinamis, Muatan dan Arus Listrik, Kuat Arus Listrik
  128. Pengertian Teks Sastra dan Teks Nonsastra, Level Bahasa nonsastra, Menentukan Makna Kata/Kalimat pada Teks
  129. Pengertian, Fungsi, Model, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS)
  130. Definisi Permainan dan Olahraga Bola Besar, Sepak Bola, Hakikat Sepak Bola, Teknik Menendang Bola
  131. Safety Operation, Kepemimpinan Dalam K3LH, IBPR dan Job Safety Analysis
  132. Definisi Job Safety Analysis (JSA), Waktu Review JSA, Critical Activity pada aktivitas OB Management
  133. Rambu Peringatan, Rambu Larangan, Rambu Perintah,  Informasi Umum
  134. Definisi Supervisi, Target Supervisi Operasional
  135. Geologi Dasar, Pembentukan Batubara dan Kualitas Batubara
  136. Jenis Batuan, Batuan Sedimen, Batuan Metamorf, Batuan Malihan
  137. Pembacaan Peta, Fungsi Peta, Tujuan Pembuatan Peta, Macam-Macam Peta
  138. Dasar-Dasar Pemboran, Metode Pemboran
  139. Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
  140. Bagaimana Terbentuknya Kepulauan Indonesia, Proses Evolusi Bumi
  141. Mengenal Manusia Purba, Sangiran, Trinil, Jenis Meganthropus, Jenis Pithecanthropus, Jenis Homo, Manusia Wajak, Manusia Liang Bua, Perdebatan Antara Pithecantropus ke Homo Erectus
  142. Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
  143. Puisi Tentang Keindahan Alam, Nyanyian Seorang Petani
  144. Perkembangan Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang
  145. Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
  146. CONTOH CERPEN SELAMA PKL  DI PT. BINTANG TOEDJOE
  147. Perkembangan Awal Akuntansi,  Sejarah Akuntansi, Perkembangan Akuntansi Syariah, Hubungan antara Akuntansi Modern dan Akuntansi  Syariah
  148. Pengertian Anggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansi
  149. Perguruan Tinggi mana yang Mendapatkan Gaji Tertinggi?
  150. Sejarah Masyarakat Betawi, Asal Nama Betawi, Orang Betawi, Mande-Mande, Wilayah Budaya Masyarakat Betawi,  Sejarah Kota Jakarta Sejak Berdirinya Pelabuhan Kelapa 
  151. Kerajaan-Kerajaan Bawahan di Jakarta dan Sekitarnya
  152. Peradaban Masyarakat Betawi dan Kedatangan Bangsa-Bangsa Lain Di Jakarta
  153. Humor Betawi
  154. Penjajahan Belanda dan Perlawanan Rakyat Jakarta
  155. Sejarah Pemberontakan Tanah Tinggi Tangerang 1924
  156. Sejarah Pemberontakan Petani dan Ratu Adil
  157. Pendekar Bangsa M. Husni Thamrin, Putera Betawi
  158. Tanggapan Media Tentang Muhammad Husni Thamrin
  159. Husni, Bung Karno, Tan Malaka dan Si Entong
  160. Cara Berpidato Yang Baik Dan Menggetarkan Audiens, Contoh Pidato Bahasa Indonesia
  161. Naskah Pidato Tauhid Dalam Islam
  162. Motivasi Penyemangat Belajar
  163. Memahami Pengertian Seni Rupa
  164. MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI PANGAN FERMENTASI COKELAT
  165. Pribahasa Dalam Kehidupan Sehari-hari, Nasehat, Peringatan, Tata Krama
  166. Pengertian, Tujuan, Manfaat, Fungsi Jenis-Jenis Teks Editorial
  167. Cara Mengamankan, Memelihara, Merawat Alat Tulis Kantor, Mesin, Komputer, Laptop, Printer, Scanner, Mesin Fotokopi, Meja Kantor
  168. Pengertian Media Pembelajaran, Manfaat Media Pembelajaran , Fungsi Atensi, Afektif, Kognitif, Kompensatoris, Tujuan Informasi, Audio Visual
  169. Pengertian Gambar Kerja | Fungsi Gambar Kerja | Tujuan Gambar Kerja
  170. Surat Pribadi, Surat Resmi, Surat Niaga, Surat Niaga Internal, Surat Niaga Eksternal, Surat Dinas, Surat Sosial, Surat Lamaran Pekerjaan, Surat Elektronik