Pengertian, Teknik Dasar dan Gaya Dalam Lempar Lembing

Pengertian Lempar Lembing


Lembing adalah sebuah alat dalam salah satu nomor atletik. Lembing berbentuk seperti tombak dengan sudut tajam di salah satu ujungnya. Melempar adalah melakukan gerakan menolak atau mendorong, seperti membuang sesuatu dari tangan. Sedangkan dalam proses melempar, terjadi pengaliran tenaga dari tangan terhadap media yang dipegang tangan. Dengan demikian, lempar lembing dapat diartikan melakukan gerakan untuk mendorong atau melepaskan lembing dari tangan dengan tenaga ke arah yang diinginkan.

Teknik Dasar Olahraga Lempar Lembing

Teknik lempar lembing harus dikuasai jika ingin melakukan gerakan lempar lembing secara sempurna. Teknik-teknik tersebut, antara lain memegang lembing, membawa lembing, dan sikap awalan.

Ada dua teknik atau gaya memegang lembing, yaitu gaya Finlandia dan gaya Amerika.

a. Gaya Finlandia


Pada gaya Finlandia, ibu jari lurus dan jari tengah melingkar pada pegangan lembing di bagian tepi belakang. Jari telunjuk lurus memegang lembing di belakang pegangan, segaris dengan lengan. Dua jari lainnya, berimpit agak renggang dan melingkari pegangan lembing. Dengan teknik ini, tarikan pada bagian tepi belakang pegangan lembing akan dilakukan oleh jari tengah, seperti terlihat pada Gambar Berikut.
Pegangan Lembing Gaya Finlandia

b. Gaya Amerika


Jari telunjuk memegang bagian tepi belakang pegangan lembing. Ibu jari yang dalam keadaan lurus diletakkan pada bagian belakang tepi pegangan lembing. Tiga jari lainnya berimpit renggang dengan jari telunjuk memegang pada pegangan lembing. Dengan teknik ini, jari yang memegang peranan dalam melempar lembing adalah jari telunjuk, seperti terlihat pada Gambar. 

Pegangan Lembing Gaya Amerika
Gaya yang dipilih atlet pelempar lembing harus dapat memberikan pegangan yang nyaman pada lembing. Sehingga dapat mengendalikan jalan dan arah lemparan dengan tepat, dan menyalurkan tenaga pada lemparan dengan tepat pula.

2.  Teknik Membawa Lembing


Ada tiga teknik membawa lembing ketika melakukan awalan, yaitu sebagai berikut.

a.  Lembing dibawa di atas bahu dengan mata lembing mengarah serong ke atas. Teknik ini umumnya digunakan oleh atlet yang menggunakan awalan dengan gaya Amerika (American hop). Perhatikan Gambar 3.3 (a).

b. Lembing dibawa di depan bahu dengan mata lembing mengarah serong ke bawah. Teknik ini banyak digunakan oleh pelempar yang menggunakan awalan gaya Finlandia.
Perhatikan Gambar 3.3 (b).

awalan gaya Finlandia

c. Lembing berada di bawah, sehingga lengan kanan atlet yang memegang lembing harus lurus ke bawah. Dengan demikian, arah mata lembing menjadi serong ke atas dan ekornya mengarah ke bawah. Teknik ini dimaksudkan agar memudahkan pelempar dalam memperoleh posisi siap untuk melakukan lemparan setelah melakukan awalan. Perhatikan Gambar 3.3 (c).

Penggunaan teknik pertama dan lcedua tidak mengganggu kecepatan awalan. Hal itu lcarena lembing dapat digerakkan ke depan dan ke belakang seirama dengan langkah kaki. Pada awalnya, lembing dibawa. Kemudian, lengan diluruskan ke belakang untuk memperoleh sikap siap dalam melempar. Teknik seperti ini memerlukan suatu keterampilan khusus. 

Sedangkan pada teknik ketiga, pelempar menggunakan kecepatan lari dan mudah memperoleh sikap siap dalam melempar. Hal itu karena lembing sudah berada di bawah. Teknik ketiga cocok bagi seorang pelempar pemula.

3. TahapAwalan


Tahap awalan pada lempar lembing dapat dilakukan dengan gaya Finlandia dan gaya Amerika. Pada gaya Finlandia menggunakan langkah silang, sedangkan pada gaya Amerika menggunakan langkah jingkat.

a. Gaya Finlandia


Tahap awalan gaya Finlandia banyak digunakan oleh para juara Olimpiade. Untuk berada pada posisi lempar, awalan diakhiri dengan langkah silang. Sedangkan untuk memperoleh ketepatan awalan, perlu digunakan tanda-tanda (check marks). Hal itu dilakukan agar langkah-langkah dapat selalu tepat dalam tanda-tanda yang telah dipasang. Contoh pengaturan langkah awalan gaya Finlandia, seperti terlihat pada Gambar 3.4

Gaya Finlandia
Awalan gaya Finlandia dilakukan dengan kaki sej aj ar pada tanda ketiga (tanda ditempatkan di sebelah kiri lintasan awalan). Lembing dipegang di depan bahu, dan arah mata lembing serong ke bawah. Langkah pertama awalan menggunakan kaki kiri, dan kecepatan lari menggunakan Vi tenaga. Sewaktu berlari, lembing dibawa dengan diayunkan sesuai irama kaki. Yakni, lembing ke atas jika kaki kanan maju dan lembing diayunkan ke bawah jika kaki kiri maju. Tekanan jari-jari pada lembing tidak terlalu kuat dan tidak terlalu lemah.

Pada langkah kelima, kaki kiri jatuh pada tanda kedua, dan mulai menambah kecepatan awalan dengan menggunakan 7/8 tenaga. Pada langkah kedelapan setelah tanda kedua, kaki kiri tepat pada tanda pertama ketika dimulainya persiapan langkah silang. Lembing mulai ditarik ke belakang agar berada pada posisi lempar.

Lima langkah terakhir terdiri atas empat langkah persiapan untuk memperoleh posisi lompat. Sedangkan satu langkah terakhir merupakan langkah yang mengikuti lepasnya lembing. Berikut sikap badan pada empat langkah sebelum langkah terakhir.
  1. Langkah pertama, kaki kanan menapak dengan ujung kaki untuk menuju arah lemparan. Posisi lembing sudah ditarik ke belakang.
  2. Langkah kedua, kaki kiri melangkah ke muka. Ujung kaki kiri sedikit diputar ke kanan dan lembing sudah berada di belakang dengan lengan lurus. Badan berputar ke kanan mengikuti tarikan lembing ke belakang.
  3. Langkah ketiga, kaki kanan ke depan yang merupakan langkah silang. Hal ini disebabkan badan sudah berputar ke kanan, sehingga langkahnya menjadi silang. Ujung kaki kanan menapak serong ke kanan.
  4. Langkah keempat, kaki kiri dilangkahkan lebar ke depan. Badan condong ke belakang, lengan lurus terjulur ke belakang, kaki kanan sedikit ditekuk agar dapat menolak dengan kuat. Posisi ini adalah merupakan posisi lempar. Lembing membentuk sudut lebih kurang 40°.

b.  Gaya Amerika


Gaya lempar lembing Amerika menggunakan kecepatan awalan harus dapat dimanfaatkan seefisien mungkin untuk mendorong lemparan pada lembing dengan berhenti secara mendadak. Dalam hal ini hanya menggunakan sekali jingkat ketika dalam posisi lempar. Gaya ini mudah dipelajari karena sangat sesuai untuk pemula.

Untuk memperoleh kecepatan awalan dalam gaya Amerika perlu digunakan tanda-tanda (check marks). Apabila pengaturan langkah awalan dalam gaya Finlandia diterapkan pada gaya Amerika, maka awalannya dilakukan seperti terlihat Gambar 3.5.
Gaya lempar lembing Amerika menggunakan kecepatan awalan
 Pengaturan langkah dapat ditentukan menurut kebiasaan dan gaya masing-masing pelempar. Demikian juga penggunaan tanda-tandanya. Ada yang memakai dua tanda saja, yakni tanda untuk permulaan awalan dan tanda langkah silang atau langkah jingkat. Penempatan tanda-tanda langkah, baik pada kaki kanan atau kaki kiri, disesuaikan dengan panjangnya awalan.

Untuk awalan gaya Amerika, gerakan langkahnya dapat direncanakan seperti tertera pada Gambar 3.5, dengan menggunakan variasi langkah 5 - 8 - 4. Posisi awalnya, berdiri dengan kaki sejajar, dan lembing dibawa ke atas bahu kanan dengan mata lembing menghadap serong ke atas, serta pandangan lurus ke depan. Posisi lengan kiri harus diangkat ke depan dengan siku sedikit ditekuk.

Langkah pertama menggunakan kaki kiri. Kecepatan lari langkah pertama sampai lima menggunakan lA tenaga. Delapan langkah berikutnya, kecepatan ditingkatkan dengan menggunakan tenaga. Selama lembing dibawa dengan berlari, lembing harus diayunkan ke depan dan ke belakang searah dengan arah mata lembing dan langkah kaki.  

Empat langkah terakhir gaya Amerika terdiri atas tiga langkah untuk memperoleh posisi melempar. Langkah terakhir atau langkah keempat merupakan langkah yang mengikuti lepasnya lembing. Misalnya,
  1. Langkah pertama, kaki kanan menapak bersama ujung kaki yang menghadap arah lempar, dan lembing ditarik ke belakang disertai dengan badan yang memutar ke kanan dan mulai condong ke belakang.
  2. Langkah kedua, kaki kanan berjingkat, dan lembing berada di belakang dengan lengan lurus. Posisi badan menghadap ke kanan penuh dan condong ke belakang, yang berada pada posisi lempar.
  3. Langkah ketiga, kaki kiri dilangkahkan ke depan bersamaan dengan dimulainya gerakan melempar.

Tahap Melempar dan Melepaskan Lembing

Ketentuan lemparan dan lepasnya lembing adalah sebagai berikut.
  1. Kaki kanan menolak kuat, dibantu dengan kaki kiri yang mengangkat panggul ke depan atas, disertai dengan panggul dan badan diputar ke kiri. Lengan kiri terangkat di depan dada, lalu digerakkan ke samping kiri. Kepala menghadap ke arah lemparan dan pandangan agak ke atas.
  2. Dengan didahului siku kanan, lembing dilemparkan sekuat-kuatnya dengan sudut lemparan kurang dari 40°. Pada saat melempar, badan dicondongkan ke depan mengikuti ayunan lengan. Lepasnya lembing kira-kira di depan atas dari bahu kanan.

Gerakan Lanjutan

Lepasnya lembing diikuti kaki kanan melangkah ke depan. Tahap ini merupakan langkah kelima pada gaya Finlandia atau langkah lceempat pada gaya Amerika. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri digerakkan ke belakang. Kaki kiri tetap terangkat untuk memberikan keseimbangan pada kaki kanan yang harus berjingkat dalam mengerem lajunya awalan. Di samping itu, lengan juga ikut menjaga keseimbangan badan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 3.6!

Gerakan Lanjutan

Kesalahan dalam Olahraga Lempar Lembing

Hasil lemparan menjadi kurang maksimal apabila lembing dipegang terlalu erat atau dipegang dengan cara yang tidak sesuai. Berikut ini akan dijelaskan mengenai kesalahan dalam melempar lembing, terutama pada tahap awalan dan tahap melempar.

1. Tahap Awalan

Pada tahap awalan, ada beberapa kesalahan yang dapat terjadi, yaitu sebagai berikut.
  • Pelempar kurang cepat berlari.  Hal ini dapat terjadi karena pelempar belum terbiasa berlari sambil    membawa lembing. Di samping itu, lembing dibawa berlari tanpa    ayunan yang serasi    dengan langkah lari, sehingga menghambat kecepatan awalan. Oleh sebab itu, pada waktu mendekati langkah silang atau langkah jingkat, pelempar harus mengurangi kecepatannya atau berhenti.
  • Saat berada pada posisi lempar, badan condong ke depan karena dorongan kecepatan awalan, sehingga berat badan berada di kaki kiri. Gerakan ini tidak memungkinkan melakukan lemparan dengan tenaga penuh. Hal ini disebabkan kaki kiri kurang melangkah lebar.
  • Kaki kanan kurang ditekuk.
  • Badan kurang condong ke belakang dan lengan kurang lurus ke belakang. Akibatnya, tarikan lembing tidak segaris dengan arah lemparan, sehingga mata lembing mengarah serong ke luar.

2. Tahap Melempar

Ada beberapa kesalahan yang dapat terjadi pada tahap melempar, yaitu sebagai berikut.
  • Tolakan kaki kanan kurang kuat.
  • Gerakan melempar melalui tolakan kaki dan putaran badan.
  • Lemparan lembing tidak melalui atas bahu, melainkan melalui samping bahu.
  • Sudut lemparan terlalu besar atau terlalu kecil.
  • Setelah melempar, kaki kanan tidak melangkah ke depan, tetapi tetap diam di belakang yang dapat menghambat jauhnya lemparan.
  • Jari-jari tangan kurang berfungsi untuk mengendalikan jalannya lembing, sehingga kemungkinan lembing tidak dapat menancap.
  • Keseimbangan badan kurang dapat dipelihara, sehingga badan keluar dari batas lemparan.

DAFTAR ISI
  1. Pribahasa Menunjukan Sifat Yang Diturunkan Kepada Anak
  2. Pribahasa dalam Mengungkapkan Sesuatu Yang Memiliki Makna
  3. Pribahasa Dalam Bahasa Minang
  4. Kegiatan Wirausaha Kerajinan Budaya Nonbenda.
  5. Kata - Kata Motivasi Belajar
  6. Mengetahui Cara Produksi Budidaya Tanaman Pangan
  7. Buat Kamu Yang Cari Artikel Tentang Pramuka
  8. Berwirausaha Kerajinan Budaya Nonbenda
  9. Alat Pencernaan Pada Manusia
  10. Macam-macam Organ Penyusun Sistem Gerak Pada Manusia
  11. Pengertian Wirausaha Menurut Pakarnya
  12. Pemasaran Langsung Kerajinan dengan lnspirasi Budaya Nonbenda
  13. Kelainan dan Penyakit Pada Ginjal
  14. Majas atau gaya bahasa terdiri dari beberapa macam
  15. Bahan yang Digunakan pada Pembuatan Rendang
  16. Cabang Olahraga Atletik Lari Meraton
  17. Teknik Gerakan Lempar Cakram
  18. Olahraga Beladiri Pencak Silat
  19. Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
  20. Mengasah Kreativitas dan Keterampilan Semenjak Sekolah
  21. Jenis-Jenis Zat Yang Berbahaya
  22. Cara Pemasaran dan Pengembangan Budidaya Tanaman Pangan
  23. Makna Beriman dan Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
  24. Mengembangkan dan Mendalami Ilmu Tentang Tuhan
  25. Pengertian Iman Kepada Rasul, Tugas-Tugas Rasul, Nama-nama Rasul 
  26. Pengertian dan Ciri-ciri Sifat Munafik
  27. Pengertian, Ciri-ciri Dan Bahaya Sifat Takabur
  28. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Hidup Manusia
  29. Pentingnya Mengetahui Binatang Yang Halal Dimakan dan Binatang Yang Haram Dimakan
  30. Puisi Reruntuhan Kedaton, Yang Dibungkus, Gunung Wurung, Demi Obituari 
  31. Surat Lamaran Kerja Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia
  32. Mengetahui Pengertian Dialog Interaktif
  33. Percakapan Berpamitan Dalam Bahasa Inggris
  34. Tugas Membuat Kerangka dan Sinopsis Novel
  35. Percakapan Bahasa Inggris - Indonesia Suasana Pagi Hari
  36. Memperkenalkan Diri Dalam bahasa Inggris
  37. Contoh Kata Sambutan Panitia Penyelenggara Maulid Nabi saw.
  38. Kata Sambutan Perwakilan Mempelai Putri
  39. Kata Sambutan Dari Perwakilan Calon Mempelai Pria
  40. Mencari Peluang Bisnis Sampingan Saat Sekolah
  41. Pengertian ekspor Ekspor dan Pemberitahuan Pabean Ekspor
  42. Adaptasi Organisme Terhadap Lingkungan
  43. Alat-Alat Ekskresi Yang Ada Pada Manusia
  44. Ciri-Ciri Lagu Daerah Nusantara seperti Bahasa Daerah, Alunan dan Melodi
  45. Ciri-ciri Negara Maju dan Negara Berkembang
  46. Wirausaha Modifikasi Makanan Khas Daerah
  47. Kewirausahaan Bahan Nabati Dan Hewani Menjadi Makanan Khas Daerah
  48. Wirausaha Kerajinan Bahan Lunak
  49. Perhitungan Biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati
  50. Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati 
  51. Kewirausahaan dalam Bidang Pengolahan Bahan Makanan
  52. Perhitungan Biaya Budidaya Tanaman Pangan
  53. Penghitungan Biaya Produksi Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
  54. Perencanaan Usaha Produk Teknologi Transportasi dan Logistik
  55. Bentuk-Bentuk Hubungan (Interaksi) Sosial
  56. Pengertian serta Contoh Adab Makan dan Minum
  57. Macam-macam Gaya dan Teknik Renang Mulai dari Gaya Punggung, Gaya Dada Serta Gaya Bebas
  58. Bagaimana Cara Untuk Presentasi Proposal Usaha Kerajinan Hias
  59. Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan Pakai dari Limbah
  60. Peluang Usaha Menyulap Ban Bekas Menjadi Produk Bemilai Ekonomis
  61. Pengelolaan Sumber Daya Produksi Usaha Kerajinan Pakai dari Limbah
  62. Kerajinan Tas dari Limbah Kemasan Kopi
  63. Isi Propoposal Yang Formal dan Penyebab Kegagalan Dalam Sebuah Proposal
  64. Jenis Gerakan Senam Lantai, Senam Ketangkasan, Senam Aerobik
  65. Sistem Hormon dan Kelenjer Endoktrin pada Tubuh Manusia
  66. Pengertian Kebugaran Jasmani dan Joging
  67. Gaya Remaja Yang Sehat
  68. Membuat Magnet dengan Induksi Magnetik
  69. Pengertian dan Aspek-aspek Dalam Pencak Silat
  70. Pengertian, Teknik Dasar dan Gaya Dalam Lempar Lembing
  71. Pengertian, Peralatan dan Lapangan Permainan Bulu Tangkis 
  72. Teknik Melempar Bola, Teknik Menangkap Bola, Teknik Membawa Bola dalam Permainan Bola Tangan
  73. Pengertian, Peralatan serta Lapangan Permainan Bola Tangan
  74. Wirausaha Kerajinan Tangan Dari Bahan Sabun
  75. Pembagian Seni terdiri dari Seni Audio, Seni Visual, Seni Audiovisual 
  76. Seni Bukan Sembarangan Seni, Melainkan Punya Fungsi dan Tujuan
  77. Seni Rupa Terdiri Dari Seni Murni, Seni Pakai, Seni Grafis, Seni Keramik, Desain Produk, Desain Arsitektur
  78. Setiap Daerah Memiliki Keunikan Seni Karya Tersendiri seperti Keunikan Tema, Keunikan Bentuk, Bentuk Figuratif, Bentuk Abstraktif, Bentuk Abstrak, Keunikan Makna
  79. Bentuk Gambar Seni Rupa, Bentuk Kubistis, Bentuk Piramid, Kerucut, Bulat, Tak Beraturan
  80. Kumpulan Cerita Legenda Rakyat Yang Berbekas
  81. Peralatan, Media Menggambar, Bidang Gambar, Pensil, Paster, Cat Air, Cat Poster, Pewarna Alam, Pewarna Kue, Palet, Kuas
  82. Seni Membatik dan Batik Rafa'iyah
  83. Zat Berbahaya yang Terkandung dalam Rokok
  84. Penyebab Terjadinya Kebakaran seperti Korsleting Listrik, Api Rokok, Kompor, Membakar Sampah, Obat Nyamuk Bakar, Bahan Peledak, Kecelakaan Kendaraan, Sambaran Petir dan Akibat Yang Ditimbulkan Kebakaran
  85. Penyebab dan Penanggulangan Bahaya Banjir
  86. Pengetahuan Mitos dan Genetika, Pembauran Genetika
  87. Kromosom dan Gen Sebagai Faktor Pembawa Sifat
  88. Tujuh Macam Jenis Kecerdasan
  89. Sistem indera Pada Manusia dan Hewan
  90. Sistem Koordinasi Dalam Tubuh Manusia Meliputi Sistem Saraf, Indera, Hormon
  91. Pengaruh Kehidupan Keluarga Dalam Pembinaan Nilai Moral
  92. Museum Wayang Di Jakarta
  93. Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta
  94. Museum-Museum Milik Pemerintah DKI Jakarta
  95. Museum Nasional dan Museum Daerah
  96. Arti dan Kegunaan Museum
  97. Mengenal Tanda Kekerasan dan Pelecehan Seksual
  98. Memilih Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan
  99. Contoh Tex Pidato MC Acara Ulang Tahun
  100. Konsep Naskah MC Acara Pengajian Rutin Bulanan 
  101. Naskah Untuk MC Acara Pernikahan (Walimatul 'Ursy)
  102. Peta Sumatera dan Berikut Provinsinya
  103. Naskah Pembawa Acara Maulid Nabi Muhammad SAW.
  104. Text Pidato Pedoman Untuk MC Walimatul Khitanan
  105. Pengertian, Hakikat, dan Macam-Macam Demokrasi
  106. Susunan Acara Perpisahan Sekolah 
  107. Makalah Tata Boga Lauk Pauk Khas Betawi 
  108. Pemeriksaan Dokumen dan Fisik Barang Ekspor
  109. Membaca Komponen Peta dan Atlas
  110. Sistem Ekskresi Manusia
  111. Belajar Karya Seni Kriya Indonesia
  112. Ekspresi Seni Rupa Terapan Daerah Setempat
  113. Teknik Teknik dalam Menggambar Bentuk
  114. Reproduksi atau Perkembangbiakan Tumbuhan Secara Vegetatif Alami dan Buatan
  115. Pengantar Komunikasi "Kebutuhan Promosi untuk Berkomunikasi"
  116. Perkembangan Komunikasi Jarak Jauh Melalui Satelit
  117. Ilmu Komunikasi Yang Perlu Dipelajari, Komunikasi sebagai Seni, Ilmu, dan Lapangan Kerja
  118. Ruang Lingkup Komunikasi, Pengertian Komunikasi
  119. Unsur-unsur Komunikasi Meliputi Sumber, Pesan, Media, Penerima, Pengaruh, Tanggapan Balik dan Lingkungan
  120. Tipe Komunikasi, Komunikasi dengan Diri Sendiri (Intrapersonal Communication)
  121. Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication)
  122. Komunikasi Publik (Public Communication), Komunikasi Massa (Mass Communication)
  123. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bioteknologi, Kultur Jaringan (Tissue Culture), Hidroponik, dan Aeroponik
  124. Listrik Statis, Gaya Listrik, Muatan, Listrik, Elektroskop, Muatan Positif, Muatan Negatif
  125. Gaya Elektrostatis, Medan Listrik, Elektroskop 
  126. Gejala dan Penerapan Listrik Statis, Petir (halilintar), Ledakan atau kebakaran tangki minyak, Generator Van de Graaff, Penggumpal asap, Pengecatan mobil, Mesin fotokopi, Printer inkjet
  127. Listrik Dinamis, Muatan dan Arus Listrik, Kuat Arus Listrik
  128. Pengertian Teks Sastra dan Teks Nonsastra, Level Bahasa nonsastra, Menentukan Makna Kata/Kalimat pada Teks
  129. Pengertian, Fungsi, Model, Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM/HRIS)
  130. Definisi Permainan dan Olahraga Bola Besar, Sepak Bola, Hakikat Sepak Bola, Teknik Menendang Bola
  131. Safety Operation, Kepemimpinan Dalam K3LH, IBPR dan Job Safety Analysis
  132. Definisi Job Safety Analysis (JSA), Waktu Review JSA, Critical Activity pada aktivitas OB Management
  133. Rambu Peringatan, Rambu Larangan, Rambu Perintah,  Informasi Umum
  134. Definisi Supervisi, Target Supervisi Operasional
  135. Geologi Dasar, Pembentukan Batubara dan Kualitas Batubara
  136. Jenis Batuan, Batuan Sedimen, Batuan Metamorf, Batuan Malihan
  137. Pembacaan Peta, Fungsi Peta, Tujuan Pembuatan Peta, Macam-Macam Peta
  138. Dasar-Dasar Pemboran, Metode Pemboran
  139. Menelusuri Peradaban Awal di Kepulauan Indonesia
  140. Bagaimana Terbentuknya Kepulauan Indonesia, Proses Evolusi Bumi
  141. Mengenal Manusia Purba, Sangiran, Trinil, Jenis Meganthropus, Jenis Pithecanthropus, Jenis Homo, Manusia Wajak, Manusia Liang Bua, Perdebatan Antara Pithecantropus ke Homo Erectus
  142. Asal Usul dan Persebaran Nenek Moyang Bangsa Indonesia
  143. Puisi Tentang Keindahan Alam, Nyanyian Seorang Petani
  144. Perkembangan Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang
  145. Pengertian dan Latar Belakang Munculnya Pergerakan Nasional Indonesia
  146. CONTOH CERPEN SELAMA PKL  DI PT. BINTANG TOEDJOE
  147. Perkembangan Awal Akuntansi,  Sejarah Akuntansi, Perkembangan Akuntansi Syariah, Hubungan antara Akuntansi Modern dan Akuntansi  Syariah
  148. Pengertian Anggaran, Perbendaharaan, dan Akuntansi
  149. Perguruan Tinggi mana yang Mendapatkan Gaji Tertinggi?
  150. Sejarah Masyarakat Betawi, Asal Nama Betawi, Orang Betawi, Mande-Mande, Wilayah Budaya Masyarakat Betawi,  Sejarah Kota Jakarta Sejak Berdirinya Pelabuhan Kelapa 
  151. Kerajaan-Kerajaan Bawahan di Jakarta dan Sekitarnya
  152. Peradaban Masyarakat Betawi dan Kedatangan Bangsa-Bangsa Lain Di Jakarta
  153. Humor Betawi
  154. Penjajahan Belanda dan Perlawanan Rakyat Jakarta
  155. Sejarah Pemberontakan Tanah Tinggi Tangerang 1924
  156. Sejarah Pemberontakan Petani dan Ratu Adil
  157. Pendekar Bangsa M. Husni Thamrin, Putera Betawi
  158. Tanggapan Media Tentang Muhammad Husni Thamrin
  159. Husni, Bung Karno, Tan Malaka dan Si Entong
  160. Cara Berpidato Yang Baik Dan Menggetarkan Audiens, Contoh Pidato Bahasa Indonesia
  161. Naskah Pidato Tauhid Dalam Islam
  162. Motivasi Penyemangat Belajar
  163. Memahami Pengertian Seni Rupa
  164. MAKALAH MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI PANGAN FERMENTASI COKELAT
  165. Pribahasa Dalam Kehidupan Sehari-hari, Nasehat, Peringatan, Tata Krama
  166. Pengertian, Tujuan, Manfaat, Fungsi Jenis-Jenis Teks Editorial
  167. Cara Mengamankan, Memelihara, Merawat Alat Tulis Kantor, Mesin, Komputer, Laptop, Printer, Scanner, Mesin Fotokopi, Meja Kantor
  168. Pengertian Media Pembelajaran, Manfaat Media Pembelajaran , Fungsi Atensi, Afektif, Kognitif, Kompensatoris, Tujuan Informasi, Audio Visual
  169. Pengertian Gambar Kerja | Fungsi Gambar Kerja | Tujuan Gambar Kerja
  170. Surat Pribadi, Surat Resmi, Surat Niaga, Surat Niaga Internal, Surat Niaga Eksternal, Surat Dinas, Surat Sosial, Surat Lamaran Pekerjaan, Surat Elektronik