Kata media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan .
Secara umum media pembelajaran dalam pendidikan disebut media, yaitu berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk berpikir, menurut Gagne.
Sedangkan menurut Brigs media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Jadi, media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Menurut Latuheru menyatakan bahwa media pembelajaran adalah bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna.
Kata media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti ”Tengah”, ”Perantara”, atau ”Pengantar”. Dalam bahasa arab ”Media” adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gerlach & Ely menyatakan bahwa ”media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian, yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap”. Berdasarkan pengertian tersebut maka yang dimaksud media diantaranya adalah guru, buku teks, dan lingkungan sekolah.
Sementara itu Romiszowki (dalam Darmojo,1991:8) mengatakan bahwa ”media ialah pembawa pesan yang berasal dari suatu sumber pesan (yang dapat berupa orang atau benda) kepada penerima pesan”. Adapun yang dimaksud penerima pesan adalah siswa. Jadi media merupakan suatu perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada siswa.
Tokoh lain juga ada yang mengemukakan bahwa media juga bisa disebut sebagai wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan. Jadi media disini digunakan sebagai penjelas terhadap pesan yang disampaikan, sehingga penerima pesan akan menerima dengan jelas pesan yang diterima dengan bantuan media .
Dari pengertian media di atas maka dapat disimpulkan bahwa media adalah pembawa pesan yang berasal dari sumber pesan kepada penerima pesan yang dapat digunakan untuk menyampaikan materi yang diajarkan serta sarana komunikasi dari guru kepada siswa.
Media adalah segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan. Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti "perantara" atau "pengantar", yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Jadi, dalam pengertian yang lain, media adalah alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Banyak ahli dan juga organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Menurut Syaiful Bahri Djamarah: Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan.
- Menurut Schram: Media adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
- Menurut National Education Asociation (NEA): Media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
- Menurut Briggs: Media adalah alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar.
- Asociation of Education Comunication Technology (AECT): Media adalah segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan.
- Menurut Gagne: Media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
- Menurut Miarso: Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar.
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran / pelatihan.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras.
Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.
Menurut Edgar Dale, dalam dunia pendidikan, penggunaan media pembelajaran seringkali menggunakan prinsip Kerucut Pengalaman, yang membutuhkan media seperti buku teks, bahan belajar yang dibuat oleh guru dan “audio-visual”.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar mengajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.
Disamping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk dapat mengembangkan keterampilan membuat media pengajaran yang akan digunakannya apabila media tersebut belum tersedia.
Untuk itu guru harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang media pengajaran, yang meliputi (Hamalik, 1994 : 6)
- Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar;
- Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan;
- Seluk-beluk proses belajar;
- Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan;
- Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran;
- Pemilihan dan penggunaan media pendidikan
- Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan;
- Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran;
- Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Media Pembelajaran.
Fungsi Media Pembelajaran
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya, sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar offline dan Web sebagai bahan ajar online.
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:
1. Fungsi atensi,
2. Fungsi afektif,
3. Fungsi kognitif,
4. Fungsi kompensatoris.
iklane
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu :
1. Memotivasi minat atau tindakan,
2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau memberikan sumbangan material). Pencapaian tujuan ini akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral, atau senang.
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.
Fungsi Media Pembelajaran - Dalam dunia pendidikan ada beberapa unsur yang memiliki ikatan yang tidak dapat dihilangkan yaitu metode pembelajaran dan media pembelajaran. Media pembelajaran sendiri adalah suatu alat pembelajaran yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Metode pembelajaran tidak akan berjalan dengan maksimal tanpa adanya media pembelajaran. Untuk pemilihan media pembelajaran usahakan untuk melihat apakah menunjang metode dan membantu mencapai tujuan pembelajaran. Maka bisa dikatakan media pembelajaran memiliki fungsi vital, dan menurut Levis & Lents fungsi media pembelajaran adalah :
Fungsi Atensi. Media pembelajaran tersebut menarik dan mampu mengarahkan perhatian siswa mampu berkonsentrasi pada pelajaran yang berkaitan dengan media tersebut. Media yang banyak digunakan untuk menarik atensi murid dengan menggunakan media gambar yang dapatditampilkan dengan mesin proyektor dan sebagainya.
Fungsi Afektif. Menggugah semangat belajar siswa dapat menggunakan media khususnya gambar. Dari media ini emosi siswa akan muncul dan daya serap akan semakin baik. Perpaduan antara teks dan gambar dapat menumbuhkan ketertarikan untuk mempelajari.
Fungsi Kognitif. Media dapat memudahkan siswa untuk merekam kembali kedalam otak mereka apa yang telah mereka dapat melalui beberapa gambar atau visual. Dan dalam memahami teks materi siswa akan lebih mudah, memang ada beberapa materi yang sangat mudah dimengerti dengan menggunakan gambar dari pada menggunakan teks yang banyak. Untuk itu media pembelajaran memudahkan untuk siswa memahami dan mengingat informasi yang diterima.
Fungsi Kompensatoris. Fungsi ini dari beberapa penelitian merupakan media visual yang sangat bagus untuk membantu siswa yang memiliki kelemahan dalam memahami teks yang ada. Dengan menggunakan visual akan memberikan kemudahan untuk mengorganisir informasi yang telah didapat yang akan diteruskan kedalam otak yang nanti akan diterjemahkan menjadi informasi penting.
Media pembelajaran menjadi alternative alat bantu bagi tenaga pengajar untuk mengantisipasi tidak berjalannya proses transformasi ilmu seperti yang telah direncanakan. Penggunaan media pembelajaran memang akan menjadi alat bantu yang baik, optimalisasi ini akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan prestasi siswa.
iklane
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
- Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
- Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model; b. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar; c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography; d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
- Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a. Menimbulkan kegairahan belajar; b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
- Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a. Memberikan perangsang yang sama; b. Mempersamakan pengalaman; c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini dapat terealisasi:
- Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;
- Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
- Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan meningkatnya motivasi belajar siswa;
- Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
- Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
- Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
- Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak telah mereka pelajar;
- Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat kembangkan;
- Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik dan membuat generalisasi yang tepat;
- Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka membangun struktur konsep dan sistem gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, yaitu:
- Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar;
- Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
- Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
- Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedei of Educational Research dalam Hamalik (1994:15) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
- Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
- Memperbesar perhatian siswa.
- Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
- Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siswa.
- Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup.
- Membantu tubuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
- Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih baik
Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang sangat penting adalah metode mengajar dan media pengajaran. Kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar tertentu akan mempengaruhi jenis media pengajaran yang sesuai, meskipun masih ada berbagai aspek lain yang harus diperhatikan dalam memilih media, antara lain tujuan pengajaran, jenis tugas dan respon yang diharapkan siswa kuasai setelah pengajaran berlangsung, dan konteks pembelajaran termasuk karakteristik siswa. Meskipun demikian, dapat dikatakan bahwa salah satu fungsi utama media pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran yaitu :
1. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
4. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
5. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
6. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8. Merubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Selain beberapa manfaat media seperti yang dikemukakan oleh Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan banyak manfaat-manfaat praktis yang lain. Manfaat praktis media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut :
- Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar
- Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya
- Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu
- Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karya wisata. Kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.
Alat bantu di pakai adalah alat bantu visual misalnya : gambar, model, objek dan dapat memberikan pengalaman konkret motivasi belajar serta mempertinggi daya serapdan retensi belajar siswa. Namun, sekarang memusatkan perhatian pada vsual kurang memperhatikan aspek desain, pengembangan pembelajaran ( instruction) produksi di evaluasi.
Sedangkan audio masuk abad ke – 20 alat visual mengkongkretkan ajaran yang di lengkapi dengan alat audio visual ( AVA).
Untuk menghindari verbalisme, edgar dale mengadakan klasifikasikan pengalaman menurut tingkat yang paling kongkret ke paling abstrak.Kemudian di kenal dengan nama kerucut pengalaman ( cone of experience ) di anut secara luas untuk menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk pengalaman belajar.
Pada akhir 1950-an teori komunikasi mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, sehingga selain sebagai alat bantu media berfungsi sebagai penyalur pesan atau informasi belajar. Audio visual di pandang sebagai alat bantu guru melainkan alat penyalur pesan atau media.
Pada tahun 1960 – 1965 mulai memperhatiakan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. B.E Skiner mempengaruhi penggunanan media dalam kegatan pembelajaran yang mendorong agar lebih memperhatikan siswa dalam proses belajar mengajar, mendidik, mengubah tingkah laku ke positif dan memberi penguatan.
Tahun 1965 – 1970 pendekatan sistem menampakan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran harus di rencanakan secara sistematis memusatkan perhatian pada siswa sesuai dengan ingin di capai.
Peranan media yang semakin meningkat sering menimbulkan kekwatiran di pihak guru, memberikan perhatian dan bimbingan secara individual kepada siswa – siswa .
Pada mulanya media hanya dianggap sebagai alat bantu mengajar (teaching aids). Alat bantu yang dipakai adalah alat bantu visual, misalnya model, objek dan alat-alat lain yang dapat memberikan pengalaman kongkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Namun karena terlalu memusatkan perhatian pada alat Bantu visual kurang memperhatikan aspek disain, pengembangan pembelajaran (instruction) produksi dan evaluasinya. Jadi, dengan masuknya pengaruh teknologi audio pada sekitar abad ke-20, alat visual untuk mengkongkritkan ajaran ini dilengkapi dengan alat audio sehingga kita kenal dengan audio visual atau audio visual aids (AVA) .
Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat bantu audio visual, yang berguna sebagai penyalur pesan atau informasi belajar.
Pada tahun 1960-1965 orang-orang mulai memperhatikan siswa sebagai komponen yang penting dalam proses belajar mengajar. Pada saat itu teori tingkah-laku (behaviorism theory) dari B.F Skinner mulai mempengaruhi penggunaan media dalam pembelajaran. Dalam teorinya, mendidik adalah mengubah tingkah-laku siswa. Teori ini membantu dan mendorong diciptakannya media yang dapat mengubah tingkah-laku siswa sebagai hasil proses pembelajaran.
Pada tahun 1965-1970, pendekatan system (system approach) mulai menampakkan pengaruhnya dalam kegiatan pendidikan dan kegiatan pembelajaran. Pendekatan system ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam proses pembelajaran. Setiap program pembelajaran harus direncanakan secara sistematis dengan memusatkan perhatian pada siswa.
iklane
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur pokok (suara, visual dan gerak):
- Media audio
- Media cetak
- Media visual diam
- Media visual gerak
- Media audio semi gerak
- Media visual semi gerak
- Media audio visual diam
- Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
- audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
- cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
- audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
- proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide)
- proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
- visual gerak : film bisu
- audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
- obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
- manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
- komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide, dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
1. media yang tidak diproyeksikan
2. media yang diproyeksikan
3. media audio
4. media video
5. media berbasis komputer
6. multi media kit.
Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual, media audio, dan media audio-visual.
iklane
Media yang tidak diproyeksikan
a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel sampai organisme.
4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal.
5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector / OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
- Membuat sendiri secara manual
2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
2. Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.
iklane
1. Media video
Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD.
2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.
Secara garis besar, unsur-unsur yang terdapat pada media visual terdiri dari garis, bentuk, warna, dan tekstur (Arsyad, 1997). Untuk memberi kesan penekanan, juga untuk membangun kemenarikan dan keterpaduan, bahkan dapat mempertinggi realisme dan menciptakan respon emosional diperlukan warna. Dalam mengembangkan sebuah media pembelajaran, perlu diperhatikan beberapa prinsip agar media tersebut memberikan pengaruh efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Meyer (2009) menyebutkan sepuluh prinsip,yang secara rinci tercantum dalam bukunya “Multimedia Learning”. Selanjutnya, Arsyad (1997) menyatakan simbol pesan visual hendaknya memiliki prinsip kesederhanaan, keterpaduan dan penekanan.
Kesederhanaan secara umum mengacu kepada sejumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan peserta didik menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang dan rumit harus dibagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dipahami. Kata¬-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual.
Penekanan. Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian peserta didik. Dengan menggunakan ukuran, hubungan- hubungan, perspektif, warna atau ruang penerangan dapat diberikan unsur penting.
Keterpaduan. la mengacu kepada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi bersama-sama. Elemen-elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan yang dapat dikenal dan dapat membantu pemahaman pesan dan informasi yang dikandungnya.
Dasar Pertimbangan Pemilihan Media Pembelajaran
Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan sipengguna seperti guru, dosen, instruktur.Terdapat beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84) sebagai berikut :
a. Demonstration.
Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain- lain. Contohnya : seorang guru kimia akan menjelaskan proses perubahan-perubahan zat dengan menggunakan gelas ukur, sebelum dilakukan praktikum, terlebih dahulu guru tersebut memperagakan bagaimana cara menggunakan gelas ukur dengan baik.
b. Familiarity.
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut.
c. Clarity.
Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih konkrit.
d. Active Learning.
Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental, dan emosional. Dalam prakteknya guru tidak selamanya mampu membuat siswa aktif hanya dengan cara ceramah, tanya jawab dan lain-lain namun diperlukan media untuk menarik minat atau gairah belajar siswa.
Tugas pengguna adalah memilih media yang tepat dengan kebutuhan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi pembelajaran. Tentu saja hal ini tidaklah mudah, diperlukan analisis dan pertimbangan- pertimbangan yang matang sehingga membeli media berarti manfaat yang diperoleh bukan kesia-sian.
iklane
Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Kesesuaian dengan Tujuan (instructionagoals). Perlu di kaji tujuan pembelajaran apa yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan pembelajaran. Dari kajian Tujuan Instruksional Umum (TIU) atau Tujuan Instruksional Khusus (TIK) ini bisa dianalisis media apa yang cocok guna mencapai tujuan tersebut.
Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional content), yaitu bahan atau kajian apa yang akan diajarkan pada program pembelajaran tersebut. Pertimbangan lainnya, dari bahan atau pokok bahasan tersebut sampai sejauhmana kedalaman yang harus dicapai, dengan demikian kita bisa mempertimbangkan media apa yang sesuai untuk penyampaian bahan tersebut.
Kesesuaian dengan Karakteristik Pebelajar atau siswa. Dalam hal ini media haruslah familiar dengan karakteristik siswa/guru. Yaitu mengkaji sifat-sifat dan cirri media yang akan digunakan. Hal lainnya karakteristik siswa, baik secara kuantitatif (jumlah) ataupun kualitatif (kualitas, ciri, dan kebiasaan lain) dari siswa terhadap media yang akan digunakan. Terdapat media yang cocok untuk sekelompok siswa, namun tidak cocok untuk siswa yang lain.
Kesesuaian dengan teori.Pemilihan media harus didasarkan atas kesesuaian dengan teori. Media yang dipilih bukan karena fanatisme guru terhadap suatu media yang dianggap paling disukai dan paing bagus, namun didasarkan atas teori yang di angkat dari penelitian dan riset sehingga telah teruji validitasnya.
Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa.
Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas pendukung, dan waktu yang tersedia. Bagaimana bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif. Misalnya guru IPA merencanakan untuk mengadakan pembelajaran dengan memanfaatkan TV Edu, tentu saja guru tersebut harus mengalokasikan waktu yang tepat sesuai dengan jam tayang dalam TV edu tersebut.
Sejumlah kriteria khusus lainnya dalam memilih media pembelajaran yang tepat dapat kita rumuskan dalam satu kata ACTION yaitu : ACCSES, kemudahan akses menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media. COST, biaya juga harus dipertimbangkan .TECHNOLOGY, apakah ada listrik atau voltage listrik. INTERACTIVITY, media yang baik adalah yang mampu menghasilkan hubungan timbal balik. ORGANIZATION. NOVELTY, kebaruan dari media yang dipilih juga harus menjadi pertimbangan.
Prosedur Pemilihan
Tahap pertama adalah melakukan analisis terhadap karakteristik siswa.Secaragaris besar karakteristik siswa terbagi dua, yaitu karakteristik umum dan khusus.
State Objectives
Langkah selanjutnya menentukan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai. Pengkajian terhadap tujuan atau kompetensi ini akan di jadikan pijakan untuk prosedur selanjutnya.
Select, Modify or Design materials.
Selanjutnya adalah kegiatan memilih media, memodifikasi media yang sudah ada atau merancang sesuai kebutuhan.Langkah ini dilakukan sesuai dengan langkah dua di atas yaitu penentuan tujuan/kompetensi.
Utilitize Materialas
Setelah media tersebut dipilih mana yang sesuai dengan karakteristik siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran lalu langkah selanjutnya digunakan dalam pembelajaran menggunakan media dalam pembelajaran perlu diperhatikan langkah-langkah menggunakannya.
Require Learner respose
Selanjutnya perlu diamati bagaimana respon siswa terhadap penggunaan media tersebut.
Evaluate
Tahap akhir dalam pemilihan media model ASSURE adalah melakukan evaluasi. Evaluasi pada hakikatnya merupakan suatu proses membuat suatu keputusan tentang nilai suatu objek.
Poster
Poster mampu mempengaruhi perilaku, sikap, dan tata nilai masyarakat untuk berubah atau melakukan sesuatu. Hal yang membuat poster memiliki kekuatan untuk dicerna oleh orang yang melihat, karena poster lebih menonjolkan kekuatan pesan, visual, dan warna. Hal tersebut sesuai dengan pandangan Nana Sudjana (2005:51) bahwa poster adalah media yang mengkombinasikan antara visual dari rancangan yang kuat dengan warna serta pesan dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti dalam ingatannya.
Flipchart
Flipchart dalam pengertian sederhana adalah lembaran-lembaran kertas menyerupai album atau kalender berukuran 50 x 75 cm, atau ukuran yang lebih kecil 21 x 28 cm sebagai flipbook yang disusun dalam urutan yang diikat padfa bagian atasnya. Dalam penggunaannya dapat dibalik jika pesan pada lembaran depan sudah ditampilkan dan digantikan dengan lembar berikutnya yang sudah disediakan. Flipchart hanya cocok untuk digunaka di kelompok kecil yaitu 30 orang. Sedangkan flipbook untuk 4-5 orang. Flipchart merupakan salah satu media cetakan yang sangat sederhana dan cukup efektif.
Flipchart cukup efektif karena dapat dijadikan sebagai media (pengantar) pesan pembelajaran yang secara terencana ataupun secara langsung disajikan pada flipchart. Indicator efektif adalah tercapainya tujuan atau kompetensi yang sudah direncanakan. Penggunaan flipchart merupakan salah satu cara guru dalam menghemat waktunya untuk menulis di papan tulis.
Bagan
Bagan menurut Nana Sudjana ( 2005:27 ) adalah kombinasai antara media grafis, gambar, dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan. Sebagai media visual, bagan merupakan media yang membantu menyajikan pesan pembelajaran melalui visualisasi dengan tujuan metri yang kompleks dapat disederhanakan sehingga siswa nudah untuk mencerna model-model tersebut.
Kegunaan bagan adalah untuk menunjukan hubungan, keterkaitan, perbandingan, jumlah yang relative, perkembangan tertentu, proses tertentu, mengklasifikasikan, dan pengorganisasian.
Grafik
Secara sederhana grafik dapat diartikan sebagai media yang memvisualisasikan data-data dalam bentuk angka. Grafik menggambarkan hubungan satu dua atau lebih data atau grafik dengan data yang swama menggambarkan hubungan penting dari suatu data. Tujuan pembuatan grafik adalah menunjukan perbandingan, informasi, kualitatif dengan cepat serta sederhana.
Komik
Komik dapat didefinisikan sebagai bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan menerapkan suatu cerita dalam urutan yang erat hubungannya dengan gambar dan dirancang memberikan hiburan kepada para pembaca.
Media Foto
Foto merupakan salah satu media pembelajaran yang cukup popular dan sudah lama digunakan dalam pembelajaran. Hal ini karena foto cukup praktis, sederhana, mudah digunakan tidak membutuhkan alat proyeksi dan tidak membutuhkan peralatan tambahan. Media foto termasuk kategori gambar diam ( still picture ) artinya sajian visual dalam foto tidak bergerak. Foto dapat digunakan dalam pembelajaran secara individual, kelompok kecil atau kelompok besar.
Overhead Projector
Pada dasrnya OHP ( overhead projector ) berguna untuk memproyeksikan transparankearah layar yang jaraknya relative pendek, dengan hasil gambar atau tulisan yang cukup besar. Projector ini direncanakan dibuat untuk digunakan oleh guru di depan kelas dengan penerangan yang normal, sehingga tetap terjadi komunikasi antara guru dengan siswa.
Media Audio
1) Alat perekam
Alat perekam berfungsi untuk memperdengarkan audio ( player ) pada umumnya menggunakan tape yang menggunakan kaset. Sesuai dengan perkembangan teknologi sekarang sudah banyak alat perekam audio, seperti ipod, mp3, dan lain-lain. Materi pelajaran terlebih dahulu disiapkan kemudian direkam dan disajikan baik dikelas classical dengan jumlah siswa banyak maupun untuk belajar secara mandiri. Materi pelajaran yang dapat disajikan diantaranya : ppembelajaran musik literacy ( pembacaan sajak ), pembelajaran bahasa asing, dan lain-lain.
2) Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengarkan dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya, media yang digunakan adalah alat perekam.
Multimedia projector
Kini, hampir sebagian besar pasar projector dikuasai oleh projector digital. Mulai dari yang berteknologi LCD ( Liquid Crystal Display ), DLP ( digital Light Processing ), sampai tenologi terbaru yang kini tengah beranjak popular, LCOS ( Liquid Crystal On Single Crystal Silicon ). Tidak heran, karena projector digital ini memang bobotnya relative ringan, dan harganya pun relative jauh dibawah projector CRT. Untuk melakukan mengajar sudah sangat memungkinkan guru untuk menggunakan multimedia projector atu lebih dikenal dengan LCD projector.
Multimedia projector adalah sebuah alat proyeksi yang mampu menampilkan unsur-unsur media seperti gambar, teks, video, animasi, video baik secara terpisah maupun gabungan diantara unsur-unsur media tersebut dapat dikoneksikan dengan perangkat elektronika lainnya seperti computer, video player, dan lain-lain. Yang dapat digunakan untuk kegiatan presentasi, pembelajaran, pemutaran film, dan lain-lain
Perancangan Media Pembelajaran
Perancangan adalah aktifitas yang kreatif menuju sesuatu yang baru atau melakukan pemilihan sekumpulan kegiatan dan pengambilan keputusan tentang apa yang harus di lakukan, kapan,bagaimana dan oleh siapa.
Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’ . Media pendidikan juga berarti perangkat lunak yang berisikan pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan menggunakan peralatan tertentu . Oleh karena itu, media dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media dapat berupa sesuatu bahan (software) dan/atau alat (hardware). Bahwa media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne (1985), yang menyatakan bahwa media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar.
Ada beberapa pakar yang menyampaikan tentang langkah-langkah pembuatan media pembelajaran, dengan berbagai spesifikasinya masing-masing.
menurut Drs. Rahmat, Ph.D, 2010 dalam bukunya Media Pembelajaran Suatu Pengantar, beliau memaparkan langkah-langkah pembuatan/perencanaan media pembelajaran sebagai berikut:
membuat idea atau gagasan
1. menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
2. merumuskan tujuan
3. menentukan kerangka isi bahan pelajaran
4. menentukan jenis media
5. menentukan treadmen dan partisipasi siswa
6. membuat sket atau story board (scene)
7. menentukan bahan
8. pelaksanaa pembuatan media
9. penyutingan
10. uji coba
11. melaksanakan kegiatan dan evaluasi
Dalam konteks berlangsungnya proses belajar dengan segala dinamikanya, media mempunyai fungsi atau peran untuk menghindari hambatan atau gangguan komunikasi dalam poroses kegiatan belajar mengajar. Secara garis besar peranan media yang dimaksud antara lain: (1) Menghindari terjadinya verbalisme (2) Membangkitkan minat atau motivasi siswa; (3) Menarik perhatian siswa; (4) Mengatasi keterbatasan: ruang, waktu, dan ukuran; (5) Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar: dan (6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar.
Perancangan Media Grafis
Dalam merancang media grafis di harapkan kita dapat melakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti dalam membuat perencanaan itu ada beberapa yang harus dilakukan, Dalam media grafis harus ada perencanaan baik itu dari segi peralatan, perlengkapan, dan kesiapan
1. Pengertian
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Selain itu media grafis juga berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.
media yang dihasilkan dengan cara di cetak melaui teknik atau di buat dengan cara mengambar atau melukis.
Media grafis yang di maksud di sini adalah seni atau ilmu menggambar,terutama di artikan untuk menggambarkan mekanik, juga di artikan sebagai penjelasan yang lundup,penjelasan yang kuat atau penyajian yang efektif, grafis yang kuat dan penjelasan penyajian melalui media pembelajaran dapat di lakukan dengan mengkombinasikan fakta dan gagasan yang jelas.
Dapat disimpulkan bahwa media grafis dalam peranannya sebagai penyalur pesan dari pengirim kepada penerima pesan yang mengandalkan atas lambang atau titik dan garis-garis yang menghubungkan variabel yang satu dengan lainya.
Fungsi media grafis
- Untuk menarik perhatian supaya anak bangkit minat dan perhatianya, sehingga dia aktif baik dan memperhatikan maupun terdorong untuk mempelajari selanjutnya.
- Untuk memperjelas ide atau buah pikiran yang sifatnya abstrak dengan perhitungan media grafis dan di tangkap dengan jelas oleh siswa.
- Memperkenalkan buah pikiran baru yang sebenarnya sukar di bayangkan.
- Memperkuat daya ingat terhadap sesuatu peransang sehingga susah untuk dilupakan
2. Macam-macan media grafis dalam proses media pembelajaran
a. Bagan
Istilah bagan meliputi beberapa jenis prestasi grafis seperti poster,lukisan,grafis. Bahkan dalam hubungan ini bagan di definnisikan sebagai kombinasi antara media grafis dan gambar foto ya ng di rancanguntuk mengvisualisasikan secara logis dan dan teratur mengenai fakta-fakta,pokok dan gagasan.
b. Papan tulis
Papan tulis adalah peralatan yang sangat di perlukan dalam tiap sekolah dan tiap kelas,bahkan dapat dikatakan papan tulis itu menjadi fasilitas yang mutlak yang mempunyai kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak dapat menampilkan suara maupun gerak.
c. Diagram
Merupakan gambaran atau sketsa dari bagian suatu benda yang menunjukan langkah-langkah suatu proses kerja.diagram biasanya menjelaskan suatu hubungan antara data.
d. Peta dan globe
Yang di maksud dengan globe adalah suatu penyajian visual atas permukaan bumi,sedangkan globe adalah model dari bumi atau sebagian tiruan bumi dalam bentuk kecil, tujuan dari alat ini adalah senantiasa disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
3. Langkah pembuatan/perancangan media grafis /cetak
Dalam pembuatannya ada 3 tahap yaitu : pre design ,design, dan post design
1. Pre design
• Awali dengan sebuah ide, gagasan atau tujuan
• Mengembangkan tujuan-tujuan spesifik dan menulis secara berurutan
• Dilakukan oleh peserta didik, baik secara berkelompok ataupun secara individu dalam penggunaan media cetaknya
2. Design
Pada tahap design, diawali menulis dan mengorganisasikan teks dan menyajikannya kedalam ilustrasi yang tepat
3. Post design
Sedangkan pada tahapan post-design, kita akan melakukan editing, pengujian materi pada pengguna dan melakukan penulisan kembali, dan hal ini bisa difasilitasi dengan penggunaan komputer yang bisa memudahkan dan lebih cepat dalam pemrosesannya.
Perancangan Media Audio
Dalam merancang media audio di harapkan kita dapat melakukan dengan persiapan dan perencanaan yang teliti dalam membuat perencanaan itu ada beberapa yang harus dilakukan baik dalam segi teknik dan lainnya. Dalam media grafis harus ada perencanaan baik itu dari segi peralatan,perlengkapan,dan kesiapan
1. Pengertian media audio
Media audio adalah media yang menyajikan informasi dalam bentuk audio atau suara dan menerima informasi tersebut melalui indra pendengaran, contoh, radio, media online,
2. Macam – macam media audio
a. Audio visual gerak adalah dimana kita bisa merekam dan melihat tampilan gambar secara visual(atau bergerak) dan dapat mendengar suaranya.
Contoh: televisi, dvd, video dan lainya.
b. Audio visual diam adalah media yang menampilkan gambar atau kata-kata,grafik,untuk meransang anak, contoh : foto binatang, gambar peta
3. Langkah-langkah perancangan media audio
- Pemilihan materi. Mengkaji dam menuliskan pemilihan materi yang juga di angkat ke dalam media audio
- Pemilihan naskah. Naskah yang di tulis akan di bagi oleh para ahli materi dan ahli media,ahli materi akan mengkaji kemenarikan penyampaian materi tersebut.
- Alat yang di butuhkan untuk di gunakan berupa: a) Sound sistem atau pengeras suara, b) Kabel atau listrik.