Tiada kata yang lebih patut kita ucapkan terlebih dahulu selain ucapan syukur, puja dan puji hanya kepada Allah SWT., Penguasa jagat semesta. Dia-lah yang menganugerahkan kepada kita umat manusia berbagai macam kenikmatan yang tiada terhingga.
Shalawat dan salam semoga tetap dicurahkan kepada panutan kita Nabi Muhammad SAW., beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta kita sekalian orang -orang yang beriman kepadanya sampai akhir zaman.
Terima kasih saya sampaikan kepad saudara pembawa acara yang telah memberikan kepada saya kesempatan untuk berbicara di hadapan hadirin pada saat yang berbahagia ini.
Baiklah, untuk mempersingkat waktu, izinkanlah saya untuk memulai berbicara tema :
Tuhid dalam Islam
Sebagaimana kita ketahui bahwan Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir yang diutus Allah untuk mengajarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Prinsip pertama dalam ajaran Islam adalah pengakuan bahwa tiada tuhan yang wajib serta berhak disembah dengan benar selain Allah SWT. Prinsip ini kita kenal dengan nama Tauhid.
Sebelum keadatangan Nabi Muhammad SAW. orang-orang Quraisy adalah para penyembah patung dan berhala. Mereka meyakini bahwa berhala dan patung tersebut adalah perantara yang dapat menghubungkan mereka dengan Allah. Hal ini direkam oleh ayat suci Al-Qur'an surat Az-Zumar, ayat 3 :
(Mereka berkata) Kami tidak menyembah mereka melaikan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. (Az-Zumar [39]:3)
Islam mengajarkan bahwa keyakinan seperti itu adalah batil. Manusia diperintahkan untuk menyembah Allah tanpa perantara serta tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun atau siapa pun. Meyakini adanya tandingan atau sekutu bagi Allah adalah perbuatan syirik, sedangkan syirik adalah dosa besar yang tidak akan memperoleh ampunan-Nya.
Hadirian yang berbahagia.
Ketikan sebagian kecil orang-orang Quraisy tersebut menerima Islam dan meyakini ketauhidan Allah, terjadilah perubahan yang sangat signifikan dan prinsip dalam kehidupan mereka. Mereka yang pertama kali memeluk Islam ini kemudian dikenal sebagai as-Sabiqunal Awwalun. Mereka sanggup berhadapan dengan risiko apapun setelah keyakinan tauhid tertanam kuat di hati mereka.
Tentu kuta mengenal seorang sahabat, Bilal bin Rabah, ia kuat menahan intimidasi dan siksaan orang-orang Quraisy. Ia dipaksa untuk melepaskan keyakinannya bahwa Allah adalah Esa. Ia dijemur di bawah terik matahari gurun yang panas membara, ditindih dengan batu besar serta dipukuli dengan cambuk. Namun yang terdengar dari mulutnya adalah kata-kata suci yang menunjukkan kekuatan aqidah tauhid, "Ahad! Ahad! Ahad!" Subhanallah, dampak dari aqidah tauhid itu telah mengangkatnya menjadi manusia mulia di sisi Allah.
Saudara-saudara seiman.
Tauhid adalah akar Islam. Tanpa tauhid, maka pengakuan kita sebagai muslim dan mukmin tidaklah bernilai apapun. Oleh karena itu, kita harus menjaga ketauhidan kepada Allah. Mengakui ketauhidan Allah bukan hanya dengan kata-kata, tetapi harus disertai dengan keyakinan dalam hati serta diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Meyakini bahwa tiada tuhan selain Allah berarti meyakini sepenuhnya bahwa Allah adalah Pencipta alam semesta dan hanya Dia yang wajib dan berhak disembah. Dia-lah yang berhak untuk mengatur seluruh kehidupan manusia serta semua ciptaan-Nya yang lain dengan undang-undang dan hukum Allah, bukan dengan hukum buatan manusia.
Keyakinan tauhid ini harus tertanam dalam hati setiap orang yang mengaku muslim. Dengan bertauhid, maka mereka akan ridha dan rela diatur dengan aturan Allah yang bersumber dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasul dalam setiap aspek kehidupan mereka. Dengan bertauhid, maka segala macam ideologi-isme dan pemikiran manusia semata yang bertentangan dengan undang-undang dan hukum Allah akan ditolak. Dengan bertauhid, maka yang ada hanyalah kehidupan Islami karena ajaran Islam diterapkan tidak sebatas pada ritual ibadah tetapi juga dalam setiap aspek kehidupan.
Hadirin yang berbahagia....
Demikianlah apa yang bisa saya sampaikan dalam kesempatan kali ini. Terima kasih atas segala perhatian dan mohon maaf atas segala kesalahan.
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.